UMKM bisa menjadi salah satu kunci utama untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, UMKM diharapkan bisa memperluas bisnisnya, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi agar bisa meningkatkan jangkauan pemasarannya lewat platform digital.
Sebanyak 80% UMKM menjadikan momentum pandemi sebagai pemicu untuk berubah ke arah digital, terhubung langsung dalam ekosistem digital dengan memanfaatkan platform eCommerce maupun marketplace. Digitalisasi menjadi kunci bagi UMKM untuk mampu bertahan.
Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah menargetkan pada tahun 2024, sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital. Hingga Desember 2021, sebanyak 16,4 juta pelaku usaha UMKM sudah masuk kedalam ekosistem digital. Dengan demikian, masih ada sekitar 13,6 juta UMKM lagi yang harus dikejar untuk segera merambah dunia digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama ini, Borong Indonesia telah sukses bekerjasama dengan Wiranesia Foundation untuk membantu para UMKM naik kelas melalui penyediaan Home Commerce mandiri milik Wiranesia, dimana pada pelaksanaannya disambut antusiasme para peserta.
Berangkat dari latar belakang tersebut, Borong Indonesia kembali membuka kesempatan bagi komunitas-komunitas lainnya untuk merasakan pengalaman go digital dengan memperkenalkan "Community Marketplace", sebuah platform niaga yang ditujukan bagi komunitas UMKM untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan akses commerce mandiri, yang akan dirilis bulan April 2022.
Untuk itu, Borong ingin mengundang komunitas UMKM dari berbagai jenis dan skala bisnis untuk mendapatkan kesempatan sebagai yang pertama kali menggunakan platform ini, dimana komunitas UMKM berkesempatan merasakan pengalaman mengelola marketplace platform sendiri. Sebagai pengelola marketplace platform sendiri, mereka dapat melakukan kontrol penuh atas kegiatan niaganya mulai dari mengelola seller, mengundang buyer, hingga melakukan kegiatan dari promosi untuk meningkatkan engagement dengan pelanggan karena penguasaan database.
Dengan bergabung pada program ini, Borong Indonesia menyatakan bahwa tidak perlu ada lagi kekhawatiran yang harus dirasakan seperti saat para pegiat UMKM masih dalam tingkatan Seller yang berjualan di marketplace populer seperti saat ini. Dengan Borong, UMKM dipastikan dapat berjualan dengan leluasa tanpa dihantui persaingan dengan jutaan seller lainnya, kebebasan mengelola program promo, memiliki database pelanggan sepenuhnya, dan dapat terus berkembang dengan memiliki Home Commerce mandiri, tentunya dengan biaya minimum.
"Selama ini, faktanya mayoritas pelaku bisnis UMKM umumnya sulit berkembang dan terbatas hanya menjadi penjual di platform marketplace. Belum lagi ketergantungan atas program insentif dari pemilik marketplace dan terbatasnya akses ke database pengunjung atau pembeli di tokonya. Dengan tidak adanya kemampuan akses ke database pengunjung toko, tentu sulit bagi bisnis untuk berkembang pesat, karena tidak memiliki Customer Lifetime Value (CLV) yang sifatnya panjang," menurut Strategic Demand Partnership Borong Indonesia Aga Nugraha.