Lutfi mengatakan, minyak goreng di Aceh tersedia namun harga jualnya masih mahal. Dia mengaku hal itu lebih baik dibandingkan tidak ada barang.
"Dari pengamatan saya, saya berkesimpulan bahwa minyak goreng di Aceh ada tetapi harganya belum sesuai dengan ketentuan pemerintah. Ini jauh lebih penting lebih baik dari pada tidak ada sama sekali dan harganya tinggi," kata Lutfi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia akan memperbanyak suplai minyak goreng di Aceh agar harganya sesuai HET. Pemerintah sudah membuat ketentuan harga yakni minyak curah Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14.000 per liter.
"Mudah-mudahan pak wali dengan kerja sama ke depan kita bisa menambah suplai ke Banda Aceh supaya harganya sesuai dengan ketentuan pemerintah," jelas Lutfi.
"Sebenarnya ini barangnya di Medan melimpah jadi saya sekarang sedang mencoba jalur suplai dari Medan supaya jalur di Aceh ini normal dan baik harganya bisa mengikuti HET pemerintah," lanjutnya.
(agse/ara)