Sementara saat itu ketika 2015, produksi kedelai lokal sudah menyusut hanya sebesar 600.000 ton. Penyusutan diakibatkan karena berkurangnya lahan tanam serta harga kedelai lokal yang tidak ekonomis.
"Dulu produksi kedelai sempat mencapai 1,8 juta, sementara kebutuhan juga tak sebesar saat ini. Sekarang hanya 500.000-600.000 ton. Lahan tanam kedelai semakin menyempit, bayangkan tanam kedelai biaya produksinya Rp 5.500/kg, kalau di Amerika hanya separuhnya, kualitas lokal juga tak bagus. Akhirnya kita produsen lebih tergantung impor," jelas Aip pada detikFinance, Kamis (24/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah lain mengenai kebijakan pemerintah yang melepas produksi kedelai dalam subsidi pada kedelai. Ini berkaitan dengan ikutnya pemerintah dalam saran International Monetary Fund (IMF).
"Sudah produksi (kedelai) semakin turun, pemerintah malah ikuti sarannya IMF (International Monetary Fund). Kasih subsidi pupuk dan bibit dilarang, kasih subsidi harga dilarang, akhirnya kasihan petani kedelai, daripada rugi mending tanam padi saja. Padahal di AS malah disubsidi," tambahnya.
Selain masalah lahan, harga kedelai lokal saat panen di tingkat petani cukup rendah. Hal itu juga membuat para petani tidak bergairah menanam kedelai lokal. Para petani lebih memilih menanam padi atau jagung ketimbang kedelai.
Menteri Pertanian (Mentan) periode 2009-2014 Suswono saat masih menjabat pernah menyatakan lahan kedelai kalah saing dengan jagung yang harga jualnya lebih mahal.
"Memang soal lahan ini penting. Tidak ada pilihan lain untuk mencapai swasembada kedelai memang harus ada tambahan lahan. Sebab kedelai dan jagung ini posisinya trade off. Karena menanamnya dan lahannya relatif sama. Waktunya sama. Sehingga petani itu melakukan pilihan mana yang lebih menguntungkan," tutur Suswono 27 Juli 2012.
Jadi, memang impor kedelai dilakukan karena rendahnya produksi di dalam negeri. Padahal kebutuhannya sangat banyak.
Sementara saat ini, harga sejumlah komoditas internasional tengah mengalami kenaikan. Terutama harga kedelai. Itu sebabnya saat ini harga tahu tempe melonjak.
Imbasnya masalah itu kepada perajin tahu tempe. Mereka sempat melakukan mogok produksi selama beberapa hari. Aksi mogok ini dilakukan oleh perajin se-Jawa. Tahu tempe di sempat mengalami kelangkaan.
Simak Video "Zulhas Sebut Bulog Mau Impor 350 Ribu Ton untuk Tekan Harga Kedelai"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)