Pemerintah sedang merumuskan solusi terbaik dalam persoalan tuntutan perajin tahu tempe buntut dari kenaikan harga kedelai.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan pemerintah memperhatikan nasib 150 ribu perajin tahu tempe menghadapi kenaikan harga kedelai. Ada sejumlah opsi yang sedang dipertimbangkan.
Oke menjelaskan kenaikan kedelai tidak bisa dihindarkan dan yang perlu diperhatikan bagaiamana menghadapinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahasanya kita mekanisme pasar tetap, tapi terhadap perajin tahu tempe ini dicarikan solusi, bagaimana menekan biaya produksi, bagaimana meningkatkan kapasitas, bagaimana meningkatkan pasar, hilirisasi produk tahu tempe, dan sebagainya. Itu yang selalu kita pikirkan," paparnya, kepada detikcom, Senin (28/2/2022).
Untuk menekan biaya produksi, lanjut Oke, sedang dipikirkan bagaimana pemerintah bisa membantu peralatan, menyalurkan lewat mana, bagaimana skemanya. Bisa juga dengan memberikan subsidi harga kedelai.
Saat ini rumusan persoalan ini sedang dipimpin Kementerian Perekonomian. Dari situ nanti diturunkan sesuai bidang kementerian terkait.
Misalnya, meningkatkan kapasitas perajin tahu tempe di bidang produksi, berarti akan ditangani Kementerian Perindustrian.
Lalu dalam bentuk permodalan akan ditangani Kementerian Koperasi dan UKM. Sementara bantuan subsidi harga kedelai Kemendag yang menangani.
Oke menegaskan pemerintah masih merumuskan dari opsi-opsi tersebut. "Bentuknya mau diperuntukkan apa nih uang pemerintah," katanya.
Lebih lanjut, ia berpesan, masyarakat harus paham harga tahu tempe akan naik menjelang puasa dan Ramadan.
(zlf/zlf)