General Motors (GM) bergabung dengan sejumlah perusahaan lain untuk memutuskan bisnisnya dengan Rusia. Produsen mobil yang berbasis di Detroit, Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan keputusan tersebut pada Jumat lalu.
Melansir CNN, Selasa (1/3/2022), GM telah menyatakan akan menghentikan semua ekspor ke negara yang saat ini menginvasi Ukraina.
Menurut juru bicara GM, memotong ekspor ke Rusia tidak akan terlalu merugikan GM. GM hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan per tahun di Rusia melalui 16 lokasi dealer di sana. Sementara total kendaraan yang dijual perusahaan di seluruh dunia mencapai 6 juta kendaraan setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
GM saat ini tidak memiliki fasilitas manufaktur di Rusia, sehingga sebagian besar kendaraan yang dijual di sana diimpor dari pabrik AS. Selain itu beberapa didatangkan dari Korea Selatan.
"GM berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan pasar tempat kami berbisnis, termasuk sanksi ekonomi AS yang berlaku serta undang-undang dan peraturan kontrol ekspor," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
GM mengoperasikan perusahaan penjualan nasional untuk Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya. Produsen mobil itu mengatakan akan menghentikan ekspor ke Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dalam hal pasokan suku cadangnya sendiri, GM mengatakan pihaknya telah membatasi paparan rantai pasokan dan telah bekerja untuk meminimalkan potensi gangguan pada pasokan suku cadangnya sendiri.
"Kami terus memantau perkembangan dan mengambil tindakan untuk menerapkan strategi mitigasi yang sesuai," kata GM dalam sebuah pernyataan.
(das/das)