Batman kembali ke layar lebar. Seri terbaru The Batman yang digarap Warner Bros ini diperkirakan akan berhasil meraup US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun (kurs Rp 14.350) dari penjualan tiket dalam debutnya di Amerika Serikat.
Apabila dihitung secara global, diprediksi Batman yang kali ini diperankan Robbert Pattinson bakal meraup US$ 225 juta atau sekitar Rp 3,2 juta dari penjualan tiket pada debutnya secara global.
Bicara soal keuntungan dan pemasukan dari film, pandemi COVID-19 secara fundamental telah mengubah paradigma bioskop. Mungkin banyak penonton yang sudah enggan kembali bioskop, ini jadi masalah besar bagi film-film rilisan baru di tengah pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, film berbasis waralaba, terutama tentang karakter buku komik menjadi beberapa jenis film yang nampaknya akan berhasil menembus dan menghasilkan keuntungan yang signifikan di bioskop. Maka dari itu, nampaknya Batman bakal untung meski dirilis di tengah pandemi.
Dilansir dari CNBC, Jumat (4/3/2022), Batman sendiri telah menjadi film utama di bioskop sejak tahun 1989. Kala itu sutradara Tim Burton yang membawa karakter komik ini hidup di layar lebar. Selama tiga dekade terakhir, sudah ada enam aktor yang mengambil peran seorang Bruce Wayne, sosok di balik jubah Batman.
Kalau dihitung-hitung, film Batman secara kolektif telah menghasilkan lebih dari US$ 4,5 miliar secara global dalam 33 tahun terakhir.
Namun, Batman tak selamanya meraup untung besar. Judul Batman and Robin tahun 1997 yang dibintangi George Clooney nyatanya tidak diterima dengan baik oleh para kritikus atau penonton. Film ini menjadi film pendapatan terendah dengan membawa nama Batman di layar lebar.
Baru lah trilogi Batman garapan Christopher Nolan merevitalisasi nama Batman dan status karakternya sebagai raksasa box office.
Kala itu, Christian Bale yang berperan sebagai Batman di dalam tiga film. Trilogi ini menghasilkan penjualan tiket bioskop lebih dari US$ 2,4 miliar.
(hal/eds)