Ekonomi Rusia 'Keblinger', Bos Bank Sentralnya Pakai Simbol Kematian

Ekonomi Rusia 'Keblinger', Bos Bank Sentralnya Pakai Simbol Kematian

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 07 Mar 2022 15:23 WIB
Sejumlah negara Barat mengenakan sanksi ekonomi kepada Rusia. Akibatnya, mata uang rubel langsung turun hingga 30 persen. Warga ramai-ramain menarik uang sebelum makin tumbang,
Ekonomi Rusia/Foto: AP/Alexander Zemlianichenko Jr
Jakarta -

Saat ini kondisi ekonomi Rusia sedang merosot cukup jauh akibat banyaknya sanksi ekonomi yang dikenakan terhadap Negeri Beruang Putih tersebut. Hal ini imbas dari langkah Rusia yang menggelar operasi militernya di Ukraina.

Dibebani oleh sanksi ekonomi yang kian meningkat, Elvira Nabiullina selaku kepala Bank Sentral Rusia mengenakan gaun pemakaman berwarna hitam saat dirinya menghadiri konferensi pers pada hari Minggu (6/3) kemarin.

Melansir dari situs berita RepublicWorld, dikatakan bahwa pakaian yang dikenakan oleh Kepala Bank Sentral Rusia ini mewujudkan simbol 'kematian' pada ekonomi Rusia saat ini. Sebab pakaian yang dikenakan oleh Nabiullina tersebut dinilai menunjukkan kepada masyarakat Rusia mengenai tingkat keparahan krisis ekonomi dengan keras dan jelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan bahwa suku bunga utama Bank Sentral Rusia diperkirakan akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 20% di tengah lonjakan inflasi dan jatuhnya Rubel. Selain itu ekonomi Rusia diperkirakan akan menyusut 7% sebagai akibat dari sanksi yang keras.

"Kali ini dia berpakaian hitam dan tidak memiliki bros. Seharusnya tidak dibaca karena dia tidak setuju dengan kebijakan Putin, tetapi sebagai tanda bahwa sudah waktunya untuk mengubur kebijakan moneter yang normal," kata Sergei Guriev, seorang profesor ekonomi di Sciences Po di Paris.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, saat ini Rusia telah memasuki hari ke-12 menjalankan operasi militernya di Ukraina. Dibingungkan oleh embargo, Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa setiap sanksi terhadap Federasi Rusia serupa dengan deklarasi perang.

"Sanksi yang dikenakan ini mirip dengan deklarasi perang, tetapi syukurlah tidak sampai ke sana," kata Putin, berbicara kepada sekelompok pramugari wanita di pusat pelatihan Aeroflot dekat Moskow, Sabtu (5/3/2022).

Sebelumnya, dia juga telah mengancam 'tindakan pembalasan yang keras' terhadap Inggris karena sanksi ekonomi yang telah diberikan oleh London. Hal ini disampaikan langsung oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova dengan melontarkan ancaman ke Inggris dan sekutunya.

"Histeria sanksi di mana London memainkan salah satu peran utama, jika bukan yang utama, membuat kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan pembalasan yang proporsional dan keras. London telah membuat pilihan terakhir untuk konfrontasi terbuka dengan (ekonomi) Rusia," jelasnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads