Bukan Perempuan Biasa, Bos Baru PELNI Pengalamannya Segudang

Bukan Perempuan Biasa, Bos Baru PELNI Pengalamannya Segudang

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 08 Mar 2022 11:00 WIB
Direktur Utama PELNI Tri Andayani
Foto: Dok. PELNI
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Tri Andayani sebagai Direktur Utama PT PELNI (Persero).

Dalam beberapa kesempatan Erick Thohir selalu menyampaikan jika direksi BUMN sebanyak 25% akan diisi oleh perempuan. Karena itu Erick juga selalu memberikan kesempatan kepada wanita yang berkarir di BUMN untuk menjadi pemimpin dan mewujudkan kesetaraan kepemimpinan di BUMN.

Salah satunya Tri Andayani yang kini menjadi pucuk pimpinan BUMN pelayaran. Anda sapaan akrabnya, pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Pelni (Persero) pada 2017-2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa sangka, pekerjaan pertamanya adalah bankir di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Saat itu tahun 2000 dia menjadi pegawai BNI divisi kredit menengah/korporasi. Di sini dia mendapatkan bekal pemahaman terkait aspek keuangan.

Di divisi ini dia mempelajari banyak hal dan harus memahami benar dasar-dasar keuangan suatu perusahaan yang sehat.

ADVERTISEMENT

"Hanya perusahaan yang sehat yang dapat diproses permohonan kreditnya, kan? Saya mempelajari pola bisnis dan struktur keuangan dari semua debitur yang saya kelola," kata dia kepada detikcom pekan lalu.

Kemudian dia pindah ke Group Supporting Dewan Komisaris BNI pada tahun ke 7 sampai tahun ke 11. Di bagian itu Anda mempelajari cara kerja dewan komisaris dan pemecahan masalah pada perusahaan.

Lalu pada tahun ke 12 hingga tahun ke 15 dia dipindahkan ke divisi Hubungan Lembaga dan diminta mengelola 16 Kementerian, Badan dan Lembaga. Di divisi ini network atau koneksinya mulai terjalin dengan berbagai kalangan.

Dalam bekerja, Anda selalu memegang prinsip pekerjaan harus tuntas. Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas. Anda juga bukan tipe orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Dia akan menyelesaikan pekerjaannya agar ketika datang pekerjaan baru di esok hari tak ada tumpukan kerjaan lama.

Setelah di BNI pada 2015, dia diminta untuk menjadi Direktur Keuangan di PT Len Industri. "Waktu itu jadi direksi pengalaman pertama saya, deg-degan banget. Kira-kira bisa nggak ya," ujarnya.

Setelah Len Industri, April 2017 dia diminta ke Pelni untuk menempati posisi Direktur Keuangan. Di sini dia diminta untuk menyelesaikan masalah pengadaan tol laut.

Tonton juga Video: Menteri BUMN Erick Thohir Positif Covid-19

[Gambas:Video 20detik]



Di Pelni, Anda ditugaskan untuk menyelesaikan penyerapan dana PMN untuk pembelian 6 armada kapal tol laut. Di sana dia juga membangun sistem pembayaran cashless baik penumpang maupun kepada pihak ketiga, karena memonitor keuangan 45 Cabang dan 114 Terminal Point serta 1-6 kapal bukanlah hal yang mudah.

Ketika di Pelni, dia juga merangkap sebagai Komisaris Independen di anak usaha Pelni yaitu PT Sarana Bandar Nasional. Perusahaan ini merupakan salah satu backbone Pelni di bidang logistik. Akibat pandemi perusahaan terdampak dan banyak kapal yang port stay.

Anda langsung mengambil langkah dengan melakukan shifting ke logistik darat dengan truk-truk yang dimiliki perusahaan. Nasihat ini dia berikan kepada direksi agar perusahaan bisa survive.

Setelahnya, Anda kembali digeser ke PT Phapros menangani masalah obat-obatan. Di sini dia mengaku harus adaptasi besar-besaran karena dari pelayaran ke perusahaan farmasi.

Awal bekerja, dia sempat stres dengan istilah obat-obatan yang jarang terdengar di telinganya. Namun dia bertekad untuk mempelajari istilah-istilah itu dengan cepat agar strategi bisa lekas dilakukan.

Kemudian pada Februari lalu, dia ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin Pelni. Anda meyakini jika potensi pelayaran Indonesia masih sangat besar.

"Kami juga harus memastikan jika negara ini hadir sampai pelosok negeri sehingga mereka merasakan kehadiran pemerintah dalam layanan transportasi publik," jelas Anda.

Kemudian untuk fungsi lainnya, Pelni akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja sehingga menghasilkan laba yang sustain bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi positif kepada negara dalam bentuk dividen.

"Saat ini memang laba PELNI belum mencukupi untuk memberikan dividen kepada Pemerintah, namun saya yakin dalam waktu 4-5 tahun ke depan PELNI dapat segera memberikan dividen kepada Pemerintah," imbuh dia.


Hide Ads