Kelangkaan minyak goreng membuat sebagian orang memanfaatkan jasa titip atau jastip minyak goreng. Tentu ada biaya tambahan yang harus dirogoh konsumen, yaitu biaya titip itu sendiri. Belum lagi harga yang juga dinaikkan oleh si jastip itu.
Terkait fenomena tersebut, apakah masyarakat sudah begitu putus asa sehingga memerlukan keberadaan jastip?
"Iya artinya itu tingkat hopeless-nya itu, tingkat kesulitannya itu tinggi sehingga nggak mau repot," kata Pakar Marketing Yuswohady kepada detikcom, Rabu (9/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, jika kesulitan mencari minyak goreng masih bisa ditoleransi oleh masyarakat maka mereka pasti akan lebih memilih mencari sendiri ketimbang membayar lebih mahal lewat jastip.
"Tapi kalau mereka tahu bahwa ini sulit, ya sudah serahkan ke orang. Artinya siap untuk bayar lebih mahal dan kemungkinannya jastip ini akan kasih pricing (harga) yang lebih mahal karena ngerti kesulitan orang kan. Jadi jastip ini memanfaatkan momentum juga karena ini lagi sulit kan, berarti dia akan minta fee untuk servisnya itu akan tinggi," paparnya.
"Artinya bahwa konsumen itu sudah merasa kesulitan lah sudah hopeless untuk cari sendiri maka lebih baik pakai jasa orang lain secara otomatis dia akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan (minyak goreng)," sambung Yuswohady.
Namun, fenomena jastip ini menurutnya hanya bersifat sementara. Begitu minyak goreng sudah mudah ditemukan maka keberadaan jastip menurutnya akan hilang.
"Artinya ketika barang itu langka, kan kita nggak ngerti di Indomaret nggak ada, Alfamart nggak ada, di pasar mungkin juga kosong, atau setidaknya nyari susah maka ya lebih baik kalau ada yang nawarin (jastip), yang nyariin kan si jastipnya kan," tuturnya.
Calon konsumen juga perlu berhati-hati. Selama pembayaran dapat dilakukan di akhir setelah barang diterima seharusnya dapat meminimalisir risiko penipuan dan semacamnya.
"Asalkan si customer belum kasih duit kan kemungkinan ditipu kecil kan. Kalau misalnya sudah pesan dulu kemudian sepakat dicariin, harganya juga sudah sepakat, terus kemudian barang itu dibayar setelah diterima," tambah Yuswohady.
(toy/zlf)