Biang Kerok Minyak Goreng Langka Terungkap, Pengusaha Buka Suara

Biang Kerok Minyak Goreng Langka Terungkap, Pengusaha Buka Suara

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Kamis, 10 Mar 2022 06:30 WIB
Minyak goreng masih sulit dicari di pasar tradisional kawasan Tangerang Selatan. Harga minyak goreng pun masih mencapai sekitar Rp 17 ribu-Rp 20 ribu per liter.
Ilustrasi/Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Penyebab langkanya minyak goreng perlahan terbongkar. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan sumber permasalahannya.

Menurut Lutfi, seharusnya kelangkaan minyak goreng tidak terjadi mengingat stoknya hasil dari penerapan kebijakan Domestic Market Obligation/DMO sudah lebih dari 391 juta liter per kemarin.

Namun kenyataannya minyak goreng di pasar masih sulit didapatkan. Lutfi pun mengungkapkan penyebabnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ada dua dia bisa menggagalkan, adalah bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai dengan pemerintah, kedua ini ada penyelundupan, dan ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," katanya, di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (9/3/2022).

Lutfi mengatakan ada yang menimbun minyak goreng kemudian diekspor ke luar negeri hingga dijual ke industri.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum," tegas Lutfi.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, akan menindak tegas penjual minyak goreng yang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Saya akan melibatkan aparat penegak hukum untuk memastikan HET itu masih berlaku di ritel modern atau pun pasar tradisional" ujarnya.

Simak video 'Mendag Ungkap Penyebab Minyak Goreng Jadi Langka dan Mahal':

[Gambas:Video 20detik]



Apa kata pengusaha? Cek halaman berikutnya.

Pernyataan Lutfi terkait penyelundupan dan penimbunan mendapat reaksi dari kalangan pengusaha. Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Bernard Riedo mengatakan pihaknya menyalurkan sesuai kewajiban. Sementara yang perlu diawasi adalah di distributor.

"Kalau buat industri kan menyalurkan sesuai dengan kewajiban, semua sudah sesuai. Kalau di bawah (distribusi) itu harus dikontrol," jelasnya.

Bernard belum bisa memberikan keterangan lebih. Ia mengaku sedang mempelajari apa yang disampaikan Lutfi perihal penyelundupan dan penimbunan minyak goreng, serta menyarankan untuk menghubungi Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.

"Sementara keterangan minta ke pak Sahat dulu, ya. Pak Sahat saja lah yang jawab," ujarnya.

Namun hingga berita ini diturunkan detikcom belum mendapat respons dari Sahat.


Hide Ads