Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pemulihan ekonomi antar negara tidak selalu berjalan mulus dan seringkali menghadapi guncangan. Hal itu menyebabkan terjadinya gangguan pasokan ditambah suasana geopolitik di Ukraina membuat sejumlah harga komoditas naik.
"Jadi kalau Anda semua membayangkan ini adalah suatu ekonomi roller coaster. Pada saat mereka menanjak, tiba-tiba jatuh lagi, nanjak, jatuh lagi," kata Sri Mulyani dalam sosialisasi UU HPP di Jawa Tengah yang disiarkan di YouTube Direktorat Jenderal Pajak, Kamis (10/3/2022).
Ibarat naik mobil, kata Sri Mulyani, pemulihan ekonomi digambarkan seperti pengalamannya melewati jalan yang ada di Jawa Tengah yakni tidak rata. Hal itu disampaikan langsung di depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ibaratnya naik mobil tadi saya jalan dari sini ke Demak berapa kali junggreng-junggreng gitu. Mohon maaf ya Pak Gub, kayaknya itu jalan nasional atau jalan provinsi atau jalan kabupaten, tapi setiap kali kejumbreng-kejumbreng itu terasa," imbuhnya.
Sri Mulyani lantas berkelakar bahwa shockbreaker mobilnya tidak terlalu bagus dan membandingkannya dengan mobil para pengusaha sebagai wajib pajak di Jawa Tengah.
"Kayaknya shockbreaker di mobil saya nggak terlalu bagus, terasa itu diboyok saya. Kalau wajib pajak di sini kelihatannya anggun-anggun, kayaknya mobilnya itu shockbreaker-nya tebal tuh kayaknya," goda Sri Mulyani.
Dengan ekonomi yang menghadapi guncangan seperti roller coaster, keuangan negara dalam hal ini APBN harus mampu menahan segala dampaknya untuk bisa melindungi masyarakat. Di sisi lain, APBN juga harus tetap dijaga kesehatannya agar tidak menjadi sumber penyakit bagi ekonomi.
"Ada negara yang mengalami kayak gitu. Argentina itu APBN-nya sakit, ekonominya sakit, politiknya sakit terus. Beberapa negara yang kondisi kesehatan keuangan negaranya tidak bagus, pasti akan mengalami kompleksitas sosial politik," imbuhnya.
(aid/zlf)