Keras! AS Prediksi Ekonomi Rusia Bisa Hancur Imbas Sanksi Bertubi-tubi

Keras! AS Prediksi Ekonomi Rusia Bisa Hancur Imbas Sanksi Bertubi-tubi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 11 Mar 2022 14:26 WIB
Janet Yellen dipastikan menjadi menteri keuangan perempuan pertama AS
Foto: BBC World: Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mempertimbangkan sanksi ekonomi tambahan untuk menghukum Rusia setelah invasi ke Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Janet juga menyebutkan ekonomi Rusia akan dibuat hancur oleh pihaknya dan seluruh sekutu barat sebagai konsekuensi konflik yang terjadi di Ukraina.

"Ekonomi Rusia akan hancur sebagai konsekuensi dari sanksi yang telah kami lakukan. Kami akan mempertimbangkan langkah lebih lanjut yang dapat kami ambil," kata Yellen dalam sebuah acara yang digelar Washington Post, dikutip dari CNN Business, Jumat (11/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yellen tidak merinci secara spesifik tentang sanksi tambahan apa yang dapat dijatuhkan. Namun, dia mencatat hingga saat ini Rusia tidak menghentikan invasinya ke Ukraina, maka sanksi lebih berat akan diberikan.

"Kami terus bekerja sangat erat dengan sekutu kami untuk mempertimbangkan sanksi lanjutan. Pada titik ini, kami belum melihat inisiatif Rusia mundur dari perang mengerikan yang mereka mulai," ujar Yellen.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan kerusakan ekonomi dan keuangan yang disebabkan oleh sanksi Barat yang diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir. Rusia diisolasi secara finansial hingga mata uang Rubel pun terjun bebas.

"Kami telah mengisolasi Rusia secara finansial. Rubel telah jatuh bebas. Pasar saham Rusia ditutup. Rusia telah secara efektif ditutup dari sistem keuangan internasional," kata Yellen.

Menurutnya memang ada efek ekonomi pada Amerika Serikat dan Eropa dari sanksi tersebut, namun Yellen menjamin para pejabat telah bekerja untuk meminimalkan dampak tersebut.

"Itu sudah mendorong harga minyak global. Kami melihatnya sendiri dalam harga yang sedang naik," kata Yellen.

(hal/hns)

Hide Ads