Airlangga Beberkan Peluang Ekonomi Digital RI di 2030

Airlangga Beberkan Peluang Ekonomi Digital RI di 2030

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Sabtu, 12 Mar 2022 18:05 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: Kemenko Perekonomian

Dikatakan Airlangga, kewirausahaan dan UMKM menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional, terutama selama pandemi COVID-19 melanda. Dia menyebut ada sekitar 64,2 juta pelaku UMKM, yang berkontribusi sebesar 60,51% terhadap PDB atau senilai Rp 9.580 triliun. Di samping itu, UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan 97% dari total tenaga kerja dan dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.

Kendati demikian, Airlangga menyayangkan rasio kewirausahaan di Indonesia yang menurutnya masih rendah, yakni 3,47% dari total populasi. Padahal rasio kewirausahaan untuk sebuah negara maju minimal 5% dari total populasi.

Tidak hanya itu, dia juga menyoroti sederet tantangan yang dihadapi UMKM. Di antaranya inovasi dan teknologi yang perlu ditingkatkan, pembiayaan, sumber daya manusia, banding dan pemasaran, legalitas, serta standarisasi dan sertifikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada masa pandemi tantangan UMKM bertambah, yakni dari sisi adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan transformasi UMKM melalui penerapan teknologi digital, sehingga mereka dapat memberikan layanan dengan jaringan luas, cepat, efektif dan efisien.

Dalam hal ini, pemerintah memberikan dukungan kepada UMKM sebagai sebuah ekosistem ekonomi digital yang sangat krusial. Caranya dengan mengeluarkan instrumen kebijakan yang dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pelaku usaha.

ADVERTISEMENT

"Pada masa pandemi ini, tantangan UMKM bertambah dari sisi adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi UMKM melalui penerapan teknologi digital agar mampu menjadi Super Smart Society," terangnya.

Di sisi lain, Airlangga mengapresiasi kolaborasi dengan Universitas Hasanuddin dalam mendukung pengembangan fasilitas inkubasi. Menurutnya sinergi ini telah membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Melalui program ini, mahasiswa diberikan pemahaman yang lebih mendalam untuk menjadi bekal bagi mereka yang ingin berwirausaha.

"Oleh karena itu keberadaan ibu kota baru di center of gravity baru di Kalimantan Timur, wajib dan harus dimanfaatkan oleh Unhas. Center of excellence di timur ada di Unhas, sehingga Unhas harus menjadi kiblat pengetahuan di Ibukota baru dan kita akan kembangkan perekonomian berbasis nusantara," pungkasnya.


(prf/ara)

Hide Ads