Sejumlah Bahan Pokok Naik di Pasaran, Ini Keluhan Pedagang-Pembeli

Sejumlah Bahan Pokok Naik di Pasaran, Ini Keluhan Pedagang-Pembeli

kh - detikFinance
Minggu, 13 Mar 2022 18:30 WIB
Harga Kebutuhan Pokok Mulai Merangkak Naik di Pasar Lenteng Agung.
Foto: Harga Kebutuhan Pokok Mulai Merangkak Naik di Pasar (Kholida Qothrunnada/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan. Adapun sejumlah bahan pangan pokok yang tercatat mulai mengalami kenaikan adalah seperti cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, hingga telur.

Sebagai informasi, warga juga mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok di pasar. Salah satunya ibu rumah tangga pembeli di Pasar Lenteng Agung bernama Asri mengungkapkan keresahannya.

"Kalau jelang Ramadhan biasa naik, tadi saya beli cabai naik juga. harga pokok atau sembako kalau naiknya normal-normal aja mah saya maklum, tapi ya resahnya ada juga. Selain itu, ini lho saya benar-benar kesusahan cari minyak goreng. Kosong banget dimana-mana langka. Ya saya juga kasian sama sama penjual gorengan dan lain-lain," kata Asri saat berbincang dengan detikcom (13/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pedagang cabai-bawang bernama Jurung mengungkapkan, kenaikan sejumlah harga pokok ini juga berpengaruh juga pada pembelian.

"Naiknya harga, ya ngaruh juga sih dipenjualan. Jadi menurun, karena cabai mahal ya jadi konsumen jadinya beli sedikit, baik itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun orang yang jualan lagi untuk diolah, ya kita kena imbasnya juga" ujarnya kepada detikcom (13/3/2022).

ADVERTISEMENT

Harga cabai rawit di pasar tradisional di pasar Lenteng Agung naik cukup tajam. Harga cabai rawit merah Rp Rp 70 ribu per kg, dari sebelumnya Rp 50 ribu. Kenaikan harga tertinggi dialami pada cabai rawit merah yang bisa mencapai Rp 20 ribu per 1/4 kg, dari harga Rp 10 ribu.

Harga cabai merah keriting dibanderol Rp 50 ribu per kg, dari Rp 30-40 ribu. Cabai rawit hijau Rp 60 ribu per kilogram, dari yang sebelumnnya cuma Rp 40 ribu. Sedangkan untuk bawang merah dari Rp 8 ribu per Âŧ kg, kini menjadi Rp 10 ribu. Bawang putih potong per kilonya sudah di hargai Rp 35 ribu, dari sebelumnya Rp 30 ribu.

Pedagang beras yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kenaikan beras sudah terjadi 2 Minggu yang lalu.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Untuk beras Saigon Bandung dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu per liter. Beras super Rp 11 ribu dari sebelumnya Rp 10 ribu per liter.

Kenaikan telur juga sudah terjadi sejak 2-3 minggu yang lalu. Sekarang, untuk telur ayam negeri dihargai Rp 24 ribu per kg yang sebelumnya berada di Rp 19 ribu. Telur bebek per butir Rp 2700 naik dari Rp 2300.

Sementara, untuk telur ayam kampung juga mengalami kenaikan dari Rp 2300 ribu per butir, naik menjadi Rp 2700. Sedangkan telur ayam puyuh Rp 35 ribu per kg, dari harga Rp 30 ribu.

Untuk 1 potong ekor ayam saat ini sudah dibanderol Rp 55 ribu dari yang sebelumnya Rp 40 ribu. Harga daging sapi lokal dibanderol dari Rp 130 ribu hingga Rp 140 ribu per kg.

"Harga tetelan sapi yang biasanya dihargai Rp 145 ribu sekarang naik menjadi Rp 160 ribu per kg," kata edagang daging sapi bernama Said, saat dimintai keterangan detikcom (13/3/2022).

Para pedagang berharap pemerintah bisa menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok.

Sebelumnya, Satgas Pangan Polri sempat mengatakan soal pemicu kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok menjelang bulan Ramadhan.

Menurut Satgas Pangan, kenaikan dipicu meningkatnya permintaan terhadap bahan pokok.

"Menjelang Ramadhan, terdapat kecenderungan naiknya harga sembako yang disebabkan naiknya permintaan atau demand bahan pokok pangan," ucap Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika dalam keterangannya, Jumat (4/3/2022).

Di tengah antusiasme masyarakat menyambut bulan Ramadhan 2022, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih saja menjadi persoalan.

Misalnya, kasus kelangkaan minyak goreng yang belum terselesaikan. Sebagaimana dilaporkan sejumlah media dalam beberapa hari terakhir. Dalam kasus minyak goreng, ada indikasi kalau jalur distribusi dirusak atau dihambat.

Sehingga, sebagian besar produk tidak sampai di pasar. Asumsi ini layak dikedepankan dengan mengacu pada klaim pemerintah bahwa stok minyak goreng melimpah, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional bulan Maret ini.


Hide Ads