Dikutip dari CNN, Selasa (15/3/2022), Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, setengah dari cadangan devisa Rusia atau sekitar US$ 315 miliar telah dibekukan oleh sanksi Barat setelah invasi ke Ukraina. Akibatnya, Rusia akan membayar utang dari 'negara-negara tak bersahabat' dalam rubel sampai sanksi dicabut.
Lembaga pemeringkat kredit kemungkinan menganggap Rusia gagal bayar jika melewatkan pembayaran atau membayar utang yang diterbitkan dalam dolar atau euro dengan mata uang lain seperti rubel atau yuan China.
Gagal bayar datang paling cepat Rabu ketika Rusia harus menyerahkan US$ 117 juta pembayaran obligasi pemerintah dalam bentuk dolar. Hal itu menurut JPMorgan Chase.
Meskipun Rusia telah menerbitkan obligasi yang dapat dilunasi dalam berbagai mata uang sejak 2018, pembayaran ini harus dilakukan dalam dolar AS. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva sebelumnya mengungkapkan, gagal bayar Rusia bukanlah mustahil.
"Rusia memiliki uang untuk membayar utangnya, tetapi tidak dapat mengaksesnya," katanya.
Simak juga video 'AS Siapkan Sanksi Keras Buat China jika Sampai Bantu Rusia':
(acd/ara)