Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kegiatan perdagangan antara Indonesia dan Rusia serta Indonesia dan Ukraina.
Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan jika dilihat pada 2021 perdagangan Indonesia dengan Rusia ini masih surplus yaitu sebesar US$ 239,8 juta.
"Tetapi kalau jika dilihat pada 2 bulan terakhir Januari sampai Februari perdagangan dengan Rusia defisit US$ 15 juta," kata Margo dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Ekspor Februari Naik 6,73% Jadi US$ 20 M |
Untuk pangsa ekspor Indonesia ke Rusia saat ini hanya sekitar 0,64% dari total ekspor. Sedangkan dengan Ukraina, sepanjang 2021 RI mengalami tekor US$ 623,9 juta. Kemudian untuk Januari-Februari 2022 defisit 6,9 juta.
Share ekspor ke Ukraina tercatat hanya 0,18% dan impor dari Ukraina hanya 0,53%.
"Hubungan RI dan Rusia dan Ukraina dari ekspor dan impor sharenya terhadap total ekspor dan impor tidak terlalu besar dengan dua negara tersebut," ujar dia.
Pada 2021 ekspor utama ke Rusia berupa lemak, minyak hewan nabati sebesar US$ 883,6 juta. Karet dan barang dari karet US$ 99,4 juta sert amesin dan peralatan listrik US$ 89,4 juta.
Kemudian untuk impor dari Rusia pada 2021 adalah besi dan baja senilai US$ 447 juta. Kemudian pupuk US$ 326,1 juta dan bahan bakar mineral US$ 233,4 juta.
Selanjutnya untuk ekspor ke Ukraina pada 2021 lemak dan minyak hewan nabati US$ 368,7 juta. Kemudian kertas karton US$ 5,6 juta serta alas kaki 5,1 juta.
Sedangkan impor dari Ukraina ke Indonesia pada 2021 tercatat US$ 946,5 juta, besi dan baja 53,3 juta dan mesin peralatan mekanis 10,9 juta.
"Jika aktivitas perdagangan dari Ukraina terganggu dan mempengaruhi impor serealia. Maka Indonesia bisa mendapatkan pasokan dari Australia dan Argentina," jelas dia.
Lihat juga Video: Mobil Daihatsu 'Made in Indonesia' Diekspor ke 75 Negara
(kil/dna)