Ombudsman Beberkan Biang Kerok Minyak Goreng Langka

Ombudsman Beberkan Biang Kerok Minyak Goreng Langka

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 15 Mar 2022 15:47 WIB
Jakarta -

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menyatakan kelangkaan barang menjadi masalah utama minyak goreng saat ini. Hasil penelusuran Ombudsman minyak goreng saat ini sulit ditemui di mana-mana, baik di pasar maupun di ritel.

Lalu, kenapa minyak goreng bisa langka?

Menurut Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika, masalah terjadi karena kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam mengintervensi tata niaga minyak goreng tidak tepat sasaran. Ombudsman membeberkan beberapa dugaan yang membuat kondisi ini terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ombudsman identifikasi penyebab langkanya minyak goreng. Ini semua berasal dari upaya mencari informasi dan sifatnya masih dugaan," tutur Yeka, dalam diskusi virtual, Selasa (15/3/2022).

Yang pertama pada bagian penerapan DMO alias pemenuhan stok CPO untuk kebutuhan dalam negeri di bagian hulu. Kebijakan ini wajib dilakukan oleh produsen olahan kelapa sawit yang mau melakukan ekspor. Dengan kebijakan ini diharapkan ketersediaan CPO untuk bahan baku minyak goreng selalu tersedia.

ADVERTISEMENT

Menurut Yeka, kebijakan ini menjadi tidak tepat sasaran. Pasalnya, kebijakan ini tidak diikuti dengan link and match alias penyelarasan antara stok DMO milik eksportir dengan kebutuhan produsen minyak goreng. Banyak produsen minyak goreng tak kebagian jatah stok CPO murah.

Stok CPO yang didapatkan dari DMO harganya lebih murah daripada stok CPO di pasar. Pasalnya, pemerintah juga membuat kebijakan DPO alias penyesuaian harga lokal untuk stok DMO dari para eksportir.

"Tidak semua produsen minyak goreng mendapatkan harga CPO dengan harga DPO dari stok DMO. Kalau tidak dipasangkan dia akan dapat harga CPO yang lebih mahal sesuai harga pasar," papar Yeka.

Bila CPO yang didapatkan lebih mahal maka harga produksi akan lebih besar, ujungnya barang yang dihasilkan menjadi mahal harganya. Produsen minyak goreng diduga mengurangi produksi bila tidak mendapatkan stok CPO yang murah.

"Kalau sudah begitu, dugaan kami kapasitas produksi minyak goreng terjadi penurunan, untuk hindari kerugian, ujungnya stok minyak goreng berkurang," ungkap Yeka.

Lanjut di halaman berikutnya.

Penyebab minyak goreng masih langka yang berikutnya adalah masih adanya perilaku panic buying alias pembelian yang berlebihan di tingkat konsumen. Hal itu membuat stok minyak goreng yang dijual di pasar cepat habis. Yeka menduga perilaku ini masih banyak terjadi di tengah masyarakat.

Dia mengatakan banyak masyarakat yang meningkatkan stok minyak gorengnya di rumah. Bukan menimbun, namun menambahkan cadangan minyak goreng untuk konsumsi. Hal itu bisa terjadi karena belum adanya jaminan ketersediaan minyak goreng di pasar.

"Kemudian rumah tangga atau pelaku usaha UMKM meningkatkan stok minyak goreng. Ini bukan berarti masyarakat menimbun, namun upaya meningkatkan stok ini adalah respons belum adanya jaminan ketersediaan minyak goreng, terlebih untuk puasa dan hari raya," jelas Yeka.

"Misalnya satu rumah tangga biasa menyetok 1 liter dia akan stok 2 liter jadi ada peningkatan 2 kali lipat," lanjutnya.

Hal berikutnya yang membuat minyak goreng langka adalah munculnya pelaku spekulan di pasar. Mereka menimbun stok minyak goreng, ataupun menyelundupkan minyak goreng untuk konsumsi untuk dijual lagi.

"Dugaan berikutnya ada dugaan munculnya spekulan. Mereka manfaatkan disparitas harga besar antara HET dan harga di pasar. Aktivitas spekulan ini memunculkan dugaan penyelundupan minyak goreng," pungkas Yeka.


Hide Ads