Pada tahun 2022, PKT juga menargetkan 25.000 orang petani menjadi anggota program Makmur guna menciptakan manfaat yang lebih luas kepada para petani. Adapun target cakupan lahan mencapai 60.000 hektare yang berada di Sulawesi (Barat, Selatan, Tengah dan Utara), Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara), NTB, NTT, dan Papua Barat.
"Beberapa wilayah pengembangan program Makmur PKT khususnya di Indonesia timur memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi daerah yang rendah. Oleh karena itu, dengan adanya program Makmur ini diharapkan dapat meringankan beban petani di wilayah tersebut dan meningkatkan pendapat mereka sehingga ekonomi keluarga pun meningkat," tutur Adrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu berdasarkan studi yang dilakukan PKT, petani Indonesia tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan. Adapun tantangan tersebut di antaranya minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi, pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, dan jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama.
Atas kondisi tersebut maka kemudian program Makmur dirancang untuk menjawab kebutuhan para petani melalui berbagai inisiatif strategis. Seperti menjamin adanya pasar atau pihak yang akan membeli hasil panen. Melalui langkah ini, dipilih pihak yang terpercaya dan komitmen membeli hasil panen sesuai dengan harga pasar dan mengolah hasil panen untuk menciptakan nilai tambah produk.
Inisiatif strategi lain yang dilakukan PKT yakni memberikan akses permodalan bagi para petani yang merupakan mitra program Makmur. Untuk memastikan akses permodalan, instansi perbankan seperti BNI, BRI, dan Mandiri yang siap mendukung petani dengan modal yang dibutuhkan. Petani juga mendapatkan perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin dialami melalui asuransi yang tersedia.
Terakhir, PKT melakukan pendampingan teknis bagi para petani yang meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan argonomis dan budidaya, rekomendasi pemupukan, hingga teknologi dan mekanisasi pertanian melalui aplikasi IFARM - RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem dari hulu ke hilir (rantai pasok).
Guna mengoptimalkan produktivitas petani, PKT juga mendistribusikan sarana produksi seperti benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya.
"Sejak awal diluncurkan, program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi petani, dengan sistem pengembangan yang terintegrasi mulai dari riset kebutuhan pasar, inovasi produk, hingga meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Melalui ekosistem pertanian end-to-end tersebut, kami tidak hanya fokus untuk menjawab tantangan produktivitas pertanian, tapi juga menjamin pertanian yang berkelanjutan," pungkas Adrian.
(akn/ega)