Neraca Dagang RI Surplus, Impor Vaksin COVID-19 Turun

Neraca Dagang RI Surplus, Impor Vaksin COVID-19 Turun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 16 Mar 2022 06:55 WIB
YOGYAKARTA, INDONESIA - JANUARY 13: A health worker prepares a dose of the AstraZeneca COVID-19 booster vaccine during the booster vaccination program on January 13, 2022 in Yogyakarta, Indonesia. While Southeast Asias vaccination programs have gathered pace, many countries in the region are yet to hit the high vaccination rates seen in developed nations. The emergence of Omicron in the region is adding to the urgency in countries like Indonesia, which has only fully vaccinated about 42 percent of its population as of last week, according to publicly available vaccination data. Some places in the region, such as Indonesia and Thailand, have rolled out a booster program alongside their primary vaccination programs in an attempt to aggressively bridge the gap. (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus selama 22 bulan berturut-turut. BPS juga mencatat jika impor barang konsumsi sektor farmasi khususnya vaksin tercatat mengalami penurunan.

Hal ini sejalan dengan mulai meredanya kasus COVID-19 di Indonesia. Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan pada Februari 2022 surplus tercatat US$ 3,82 miliar.

"Nilai ekspor Indonesia pada Februari 2022 itu mencapai US$ 20,46 miliar. Naik 6,73% kalau dibandingkan Januari 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPS mencatat, impor pada Februari 2022 mencapai US$ 16,64 miliar atau turun bila dibandingkan bulan Januari 2022. "Nilai impor Indonesia pada Februari 2022 ini US$ 16,64 miliar. Turun sebesar 8,64% kalau dibandingkan Januari 2022," tuturnya.

Dengan angka tersebut, neraca perdagangan RI masih surplus US$ 3,82 miliar. Pasalnya, ekspor lebih banyak dari impor. Hal ini menambah panjang rentetan surplus perdagangan.

ADVERTISEMENT

BPS juga mencatat penurunan pada aktivitas impor barang konsumsi, farmasi terutama vaksin. Per Februari 2022 tercatat US$ 1,2 miliar atau merosot 23,85% secara bulanan.

Simak juga video 'Warga Masih Bisa Terima Vaksin Kedua Walau Intervalnya Sudah Lewat':

[Gambas:Video 20detik]



Data impor vaksin di halaman berikutnya.

Margo menyebutkan utamanya penurunan ini terjadi pada produk farmasi. "Penurunan impor barang konsumsi terjadi karena turunnya impor produk farmasi," jelas dia.

Dia menyebutkan, penyebab turunnya impor produk farmasi ini seiring dengan mulai meredanya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Hal ini menyebabkan kebutuhan obat dan vaksin terus berkurang.

"Produk farmasi turun selama Februari, termasuk impor vaksin," jelas dia.

Margo menambahkan untuk impor vaksin ini memang terjadi penurunan yang sangat besar bahkan lebih dari 90%. Dia merinci impor vaksin ini turun US$ 196,5 juta atau 94,67% pada Februari 2022.

BPS juga mencatat berdasarkan negara impor dengan China turun hingga US$ 1,21 miliar dengan komoditas mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya hingga produk farmasi, serta besi dan baja.


Hide Ads