Rugi Besar! Miliarder Hong Kong Kehilangan Rp 235 Triliun dalam Sehari

Rugi Besar! Miliarder Hong Kong Kehilangan Rp 235 Triliun dalam Sehari

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Minggu, 20 Mar 2022 19:44 WIB
A quiet main street usually packed with shoppers is seen in Causeway Bay, a famous shopping district in Hong Kong Thursday, March 10, 2022. Hong Kongs neon lights are still on, but COVID-19 has turned off a lot of the citys usual energy. Instead, now there is an unusual sense of limbo. Busy shopping streets and office districts are very much emptier than ever before. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: AP/Vincent Yu

Menteri Luar Negeri Wang Yi secara tegas mengatakan China tidak ingin sanksi terkait Rusia, atas hubungan negara yang memburuk dengan Amerika Serikat (AS).

Komisi Sekuritas dan Bursa AS telah memberi tahu lima perusahaan China yang terdaftar di AS, akan berisiko dihapus dari emiten bursa saham karena kegagalan mereka untuk menyerahkan dokumen audit terperinci, yang mendukung laporan keuangan mereka.

Ketika hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia memburuk, pandangan atas penyelesaian masalah audit melalui negosiasi bilateral telah menyebabkan investor membuang saham China yang terdaftar di AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi jual pun semakin meluas di Hong Kong, karena banyak dari perusahaan yang terdaftar di dua bursa. Hang Seng Tech yang terdiri dari 30 perusahaan teknologi seperti Alibaba, NetEase dan Tencent telah anjlok 11% pada hari Senin (14/3), dan 5,2% lainnya pada hari Selasa (15/3).

Hal tersebut telah memperpanjang kerugian tahun ini menjadi lebih dari 30%.

ADVERTISEMENT

"Dalam jangka pendek, ada banyak faktor negatif. Dan tampaknya tidak ada satu pun solusi yang jelas untuk mereka," kata Kenny Ng ahli strategi sekuritas yang berbasis di Hong Kong di Everbright Securities International.

Adanya pembatasan berkepanjangan di China pada game online, juga membuat Tencent menderita. Regulator di Beijing itu, tidak membagikan lisensi game baru sejak akhir tahun lalu.

Laporan Wall Street Journal yang diterbitkan pada Senin lalu, juga mengatakan perusahaan telah menghadapi rekor denda karena melanggar peraturan People's Bank of China (bank sentral China) seputar pencucian uang, sehingga memperlihatkan malangnya peraturan lebih lanjut ke depannya.


(dna/dna)

Hide Ads