Artis Chris Ryan dan sejumlah orang lain mengaku telah menjadi korban penipuan robot trading bernama Fahrenheit. Kini platform trading Fahrenheit telah dilaporkan ke Bareskrim Polri sebagai tindak pidana penipuan.
Setelah kasus penipuan investasi Binomo Indra Kenz dan Quotex Doni Salmanan, kini robot trading Fahrenheit milik Hendry Susanto juga tengah dalam penyelidikan polisi. Dengan demikian kasus ini pun telah menambah deretan daftar kasus penipuan berkedok investasi.
Nah berikut detikcom rangkum 5 fakta kasus penipuan robot trading Fahrenheit yang menjerat Chris Ryan beserta korban lainnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Awal mula Chris terjebak investasi bodong Fahrenheit rugi Rp 30 M
Selama menggunakan robot trading bernama Fahrenheit, artis Chris Ryan mengatakan bahwa dirinya beserta korban lainnya telah mengalami kerugian hingga Rp 30 miliar.
"Saya dan tim mengalami kerugian di atas Rp 30 miliar," ujar Chris kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Selasa (15/3/2022).
Chris menyebut robot trading Fahrenheit ini memiliki sistem seperti trading asli. Jadi, Chris awalnya tak menyangka Fahrenheit masuk klasifikasi investasi bodong.
"Sistemnya itu real trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, di saat masa pandemi seperti ini, kami melihat ini adalah potensi digital ekonomi, di mana kita bisa menambah tambahan masukan income dari digital trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, dan di saat regulator masuk dan memberantas investasi bodong, sebenarnya kami santai-santai saja karena kami tidak berpikir Fahrenheit adalah investasi bodong," tuturnya.
2. Korban telah melaporkan robot trading Fahrenheit
Pada awalnya Chris Ryan tidak bisa membuat laporan terkait kasus penipuan tersebut di Bareskrim Polri. Pasalnya, laporan serupa terhadap Fahrenheit sudah ada, sehingga laporan Chris disatukan.
"Karena di Bareskrim ini tidak menyediakan laporan terpisah. Sehingga, karena sudah ada laporan, setiap semua yang mau lapor, digabung bersama," ucap kuasa hukum Chris Ryan, Sukma.
Sebelumnya, Polda Bali menyelidiki laporan dugaan penipuan investasi online dengan ratusan orang menjadi korban, yaitu robot trading Fahrenheit, di wilayah Bali.
"Laporan belum saya terima, tapi kami akan tindak lanjuti dan selidiki terkait dengan laporan tersebut," kata Direskrimsus Polda Bali Kombes Hendri Fiuser, seperti dilansir Antara, Selasa (15/3).
Dia mengatakan laporan yang diterima masih akan diproses lebih lanjut karena posisi pihak yang dilaporkan berpusat di Jakarta.
3. Modus operasi Fahrenheit, total kerugian ditaksir mencapai Rp 5 triliun.
Chris Ryan lalu membeberkan kejanggalan mulai terjadi pada Januari 2022. Para member tidak bisa melakukan withdraw dari Fahrenheit. Hal tersebut berlangsung hingga Maret 2022. Chris menduga total kerugian korban mencapai Rp 5 triliun.
"Selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun," tuturnya.
Di sisi lain, salah satu korban yang pertama kali melaporkan kasus tersebut, Murni Wyati, juga ikut menjelaskan bagaimana robot trading Fahrenheit telah merugikan dirinya beserta ratusan korban lainnya.
"Kami (tujuh orang) melaporkan penipuan investasi robot trading Fahrenheit yang dimanipulasi dan tidak sewajarnya. Anggota ada 700 sampai 1.000 orang, khusus di sekitar 700 dan ada paguyuban lain yang belum sampai di sini dan akan segera menyusul," jelas Murni.
Dikatakannya, investasi yang dilakukan para nasabah dari kisaran USD 500 sampai USD 1,5 juta.
"Awalnya aman-aman saja trading tiap hari profit, lalu pada tanggal 28 Januari itu diberhentikan dengan alasan mengurus perizinan. Dan dibekukan karena izinnya tidak lengkap, kemudian mereka menjanjikan 25 Februari akan trading dan bisa withdraw. Pada akhirnya tidak terjadi, diundur sampai 7 Maret, malamnya tiba-tiba trading lagi dan minusnya luar biasa. Yang terus-menerus tanpa stop sampai uang terkuras," katanya.
4. Kasus investasi bodong Fahrenheit naik penyidikan
Pada akhirnya, polisi telah menaikan kasus dugaan investasi bodong berkedok robot trading bernama Fahrenheit ini ke tahap penyidikan.
"Di Direktorat Tindak Pidana Ekoknomi Khusus (Dittipideksus) sudah ada laporan dan naik ke penyidikan," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko saat dihubungi, Jumat (18/3/2022).
Gatot mengatakan ada dua laporan terhadap robot trading Fahrenheit. Laporan itu masing-masing diterima oleh Dittipideksus dan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber).
Namun Gatot menyebut laporan itu akan digabung menjadi satu, sehingga penyidikan kasusnya bakal dilakukan oleh Dittipideksus.
"Untuk Fahrenheit ada dua pelaporan, satu ke Dittipidsiber dan satu ke Dittipideksus," tuturnya.
"Yang di Siber masih lidik. Nanti penanganan akan diserahkan ke Dittipideksus," imbuh Gatot.
5. Pesan Ahmad Sahroni kepada Polri
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui akun Instagramnya sudah mengunggah soal dugaan penipuan yang nilainya mencapai Rp 5 triliun. Dia meminta pihak kepolisian tidak takut mengejar pelaku pemain perdagangan ilegal, siapa pun itu. Politikus Partai NasDem ini meminta polisi tegak lurus.
"Adaaaa lagi lebih sadiss... entah bener entah engga. (apa bener sampe 5 T) wassalam ini kl sampe bener..," tulis akun @ahmadsahroni88, Sabtu, 12 Maret 2022.
Demikian 5 fakta terkait kasus penipuan robot trading Fahrenheit yang menjerat Chris Ryan beserta korban lainnya. Oleh karenanya masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati saat ingin berinvestasi. Jangan sampai kamu jadi korbannya ya!
Lihat juga video 'Korban Viral Blast Kembali Melapor ke Polda Metro Jaya':