Serangan Siber di RI Masih Tinggi, Apa Solusinya?

Serangan Siber di RI Masih Tinggi, Apa Solusinya?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 23 Mar 2022 09:06 WIB
Ilustrasi keamanan siber
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Seiring dengan perkembangan digital saat ini memudahkan semua pihak untuk bertransformasi. Segala macam aktivitas saat ini sudah berbasis teknologi informasi.

Di sisi lain, kejahatan di dunia digital semakin meningkat. Tercatat ada 1,3 miliar serangan siber terjadi sepanjang Januari-November 2021 di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) menyebutkan, 83% perusahaan di Tanah Air rentan diretas.

Transformasi digital di Indonesia tentu dihadapi dengan beberapa tantangan yang antara lain meliputi risiko perlindungan data pribadi, risiko strategi bisnis, risiko penyalahgunaan teknologi, risiko serangan siber, pemalsuan data dan literasi digital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat itu semua, R17 Group sebuah perusahaan yang berfokus pada keamanan siber dan mengembangkan bisnis pelanggan dengan melakukan transformasi digital. Hal ini tertuang dalam acara #R17PodcastShow dengan tema "Ensuring The Security of Digital Ecosystem in Indonesia" yang diadakan di The Brotherhood, Gunawarman, Jaksel, Selasa (22/3).

"R17 Podcast Show merupakan wadah komunikasi dua arah untuk membahas isu-isu terkini mengenai perkembangan bisnis dan teknologi yang dituangkan dalam bentuk hybrid event," kata , Deputy CEO R17 Group, Hengky Witarsa.

ADVERTISEMENT

Acara ini kata Hengky berkolaborasi dengan pakar teknologi, pakar industri serta regulator. "Diharapkan R17 Podcast Show bisa memberikan kontribusi untuk pertumbuhan dan keamanan siber di Indonesia," ujarnya seraya mengatakan R17 Podcast Show ini memadukan konsep acara offline dengan mengundang para pelaku industri yang akan disiarkan secara live pada jejaring sosial yang mencakup masyarakat umum dengan topik-topik hangat di dunia digital.

Dalam kesempatan tersebut, R17 Group juga meluncurkan sebuah platform yang menjual produk-produk digital yaitu DIMENSY.

Sebagai pembicara utama, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi-BSSN, Brigjen TNI Dominggus Pakel mengatakan saat ini bukan lagi teknologi bergantung kepada manusia, tapi manusia tergantung kepada sistem atau teknologi. Makanya kata dia perlu ada sebuah landasan agar tidak kebablasan.

"Walaupun perkembangan teknologi begitu cepat dan massif serta serangan siber bertubi-tubi ketika kita punya dasar yaitu pancasila sebagai dasar negara yang mengikat dan mempersatukan kita, saya anggap ini clear," tegasnya.

Negara lanjutnya hadir memberikan perlindungan dengan konsep strategi keamanan siber nasional untuk menjamin keamanan ruang siber, sistem dan informasi nasional, serta melindungi seluruh rakyat, tumpah darah, dan nilai-nilai kehidupan bangsa. Selain itu juga untuk melindungi ekosistem perekonomian digital nasional demi tercapainya pertumbuhan dan inovasi.

"Membina kekuatan dan kemampuan keamanan siber Indonesia yang andal dan berdaya tangkal dan memajukan kepentingan nasional keamanan siber Indonesia dan mendukung terciptanya ruang siber global yang terbuka, aman, stabil, dan bertanggung jawab," paparnya.

Ekonomi DigitalEkonomi Digital Foto: Dok. Istimewa

Dalam akhir paparannya, Dominggus mengatakan terjadinya serangan siber, terjadinya simpul-simpul diantara beberapa komunitas, maka di situlah tanggungjawab dan tugas BSSN untuk memberikan rekomendasi kepada setiap stakeholder terkait untuk meningkatkan kualitas, kehandalan dari infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak, termasuk sumber daya manusia.

"Bahwa program untuk pemulihan jika terjadi serangan perlu dilakukan bersama baik dari BSSN maupun Kominfo dan kami bekerjasama dengan seluruh Lembaga Kementerian terkait," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama Chief Of Technology Officer R17 Group, M Irfan Jambak menjelaskan secara detail terkait pencegahan jika terjadi ancaman. Pertama adalah dari sosok individunya, memang kata dia tidak semua ingin menganggu tapi hanya ingin menunjukan bahwa dirinya expert.

"Tapi jika sudah berhasil masuk, bahwa itu tidak aman. Tentu kita harus aware, bahwa sistem yang kita punya sangat rentan. Kita harus segera menutup celah tersebut," ujarnya.

Sejauh ini sesuai data yang ada serangan terhadap dunia digital sangat banyak, ada sekitar miliaran serangan. R17 Group mencoba untuk membuat system security digital. Tapi kata Irvan masih dalam tahap internal. "Kita akan coba kembangkan, mungkin butuh 1-2 tahun untuk menjadi sebuah produk," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Google Prediksi Ekonomi Digital RI Capai USD 90 M Tahun Ini"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads