Deretan Negara yang Komentari Rencana Putin Datang ke KTT G20 di Bali

Deretan Negara yang Komentari Rencana Putin Datang ke KTT G20 di Bali

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Kamis, 24 Mar 2022 19:00 WIB
Russian President Vladimir Putin speaks via video call during a news conference in Moscow, Russia, Thursday, Dec. 17, 2020. This year, Putin attended his annual news conference online due to the coronavirus pandemic. (Aleksey Nikolskyi, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Aleksey Nikolskyi, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin berniat hadir di KTT G20 2022 yang akan diselenggarakan di Bali pada November mendatang. Rencana itu telah diumumkan oleh Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva, pada Rabu (23/3/2022) kemarin.

Rencana kehadiran Putin itu pun sontak mengundang berbagai respon berbagai negara di dunia, termasuk China hingga Ukraina. Lalu, negara mana saja yang menanggapi rencana kehadiran Putin ke KTT G20 2022?

1. China

China menyatakan dukungannya, terhadap kehadiran Putin ke galaran KTT G20 akhir tahun mendatang. Dukungan tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada Kamis (24/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wenbin mengatakan Rusia termasuk anggota penting di G20. Sehingga, para negara anggota G20 lainya tidak berhak untuk menghentikan kedatangan Putin nanti.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain, sebagai anggota. G20 harus menerapkan kerja sama (multilateralisme) yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," ujar Wang dalam jumpa pers, seperti dikutip dari laman Reuters Kamis (24/3).

ADVERTISEMENT

2. Australia

Berbeda dengan China, Australia malah menentang rencana kehadiran Putin itu. Hal tersebut telah ditanggapi oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Morrison secara tegas akan menolak untuk duduk dekat Putin, jika nantinya ia hadir dalam acara tersebut.

"Gagasan untuk duduk di sekitar meja dengan Vladimir Putin, yang Amerika Serikat sudah dalam posisi menyerukan kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh," kata Morrison saat konferensi pers seperti dilansir dari CNN, Kamis (24/3).

Lanjut di halaman berikutnya.

3. Amerika Serikat (AS)-Barat

AS dan para negara-negara sekutu Baratnya, juga sedang menimbang apakah Rusia harus tetap berada dalam G20 atau tidak setelah serangannya ke Ukraina. Keanggotaan Rusia saat ini telah dihentikan untuk sementara waktu, tanpa batas waktu dari kelompok tersebut setelah aneksasi Krimea pada 2014.

Sebagai informasi, format G7 diperluas menjadi G8 termasuk Rusia selama periode hubungan yang lebih hangat pada awal 2000. Sebelumnya, Rusia telah mendapatkan berbagai sanksi dari sejumlah negara, terutama AS dan para sekutu Baratnya. Sanksi tersebut diberikan untuk menghancurkan ekonomi Rusia, dengan cara mengisolasi Moskow dari sistem keuangan hingga organisasi dunia.

4. Ukraina

Ukraina justru mendesak Indonesia untuk menolak kedatangan Putin ke G20 2022. Respon itu telah disampaikan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, Kamis (24/3).

Kehadiran Putin di acara internasional dinilai Hamianin merupakan suatu penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum.

"Kami menyerukan seluruh negara demokratis, untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam. Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan platform internasional," jelasnya, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (24/3).

Hamianin juga menyerukan kepada seluruh negara demokrasi, untuk berkontribusi demi mengakhiri kejahatan perang yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

"Kami mendesak seluruh negara demokratis dan seluruh orang dengan niat baik, untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator jahat dan agresif Putin, pun berkontribusi dengan cara apapun yang memungkinkan untuk menghentikan kejahatan perang yang dilakukan militer Rusia terhadap warga sipil di Ukraina," tegas Hamianin.

Terlepas dari sanksi, dukungan serta penolakan tersebut, Vorobieva hingga saat ini tetap akan mendukung presidensi Indonesia di G20 2022.

"Kami mendukung presidensi Indonesia di G20," ujar Vorobieva dikutip dari CNN (23/3).

Vorobieva juga mengatakan bahwa, desakan sejumlah negara untuk mengeluarkan Rusia dari anggota G20 dianggap tidak akan membantu perekonomian global.

"Indonesia menjadi presiden G20 bukan untuk membahas masalah krisis Rusia-Ukraina, tapi lebih kepada meningkatkan ekonomi global dan masalah lainnya. Mengeluarkan Rusia (dari G20) tidak akan membantu perekonomian global," tegas Vorobieva dikutip dari CNN (23/3).

Nah, itu tadi informasi daftar negara yang menanggapi rencana kedatangan Putin ke KTT G20 2022 di Bali.




(das/das)

Hide Ads