Perang Rusia Vs Ukraina Bikin Sedih, Warga Terancam Kelaparan

Perang Rusia Vs Ukraina Bikin Sedih, Warga Terancam Kelaparan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 25 Mar 2022 08:51 WIB
Local residents carry humanitarian aid delivered by Russian soldiers during Ukraine-Russia conflict, in the besieged southern port of Mariupol, Ukraine March 23, 2022.  REUTERS/Alexander Ermochenko
Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO
Jakarta -

Penyerangan Rusia kepada Ukraina menimbulkan dampak buruk. Salah satunya membuat warga mengalami kesulitan untuk mendapat bahan makanan dan obat-obatan.

Kondisi ini membuat jutaan orang mengungsi dan keluar dari Ukraina. Sementara untuk yang masih bertahan di beberapa kota, pasokan makanan terus berkurang.

Lembaga bantuan Mercy Corps mengungkapkan jika pasokan makanan hanya bisa bertahan untuk empat hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasihat Mercy Corps Ukraina Steve Gordon mengungkapkan 70% dari warga Kharkiv dan Sumy saat ini sangat bergantung pada bantuan dari pihak lain.

Kemudian di kota Kherson menutut Menteri Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko, makanan dan obat-obatan hampir habis.

ADVERTISEMENT

Efek domino dari penyerangan Rusia ke Ukraina sudah mulai terasa dan menyebabkan harga pangan lebih tinggi. Apalagi ketika harga gas mulai merangkak naik, pasokan pupuk yang terus menyusut.

Kondisi ini membuat harga gandum, jagung, minyak sayur dan kedelai melambung tinggi. Hal ini juga turut mempengaruhi negara-negara yang ketahanan pangannya rendah. Tak cuma itu negara-negara maju juga mulai merasakan dampak ini.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut jika pemerintah saat ini sedang mengkaji kupon atau voucher makanan untuk membantu keluarga berpenghasilan menengah dan rendah. Hal ini karena adanya ancaman besar krisis pangan di seluruh dunia.

"Saya ingin menerapkan kupon makanan untuk membantu rumah tangga paling sederhana dan kelas menengah menghadapi kenaikan harga ini," kata Macron dikutip dari CNN, Jumat (25/3/2022).

Memang akibat invasi Rusia ke Ukraina, harga gandum meroket dan pasokan ke negara-negara lain juga tersendat.

Dampak ini juga terasa ke Amerika Serikat (AS) di mana harga pangan naik 1% pada Februari. Ini merupakan kenaikan bulanan yang terbesar sejak April 2020.

Kemudian Mesir juga menetapkan harga roti untuk membatasi kenaikan harga yang disebabkan oleh terganggunya rantai pasok saat ini.

Tak cuma bahan pangan, konflik ini juga mempengaruhi harga energi di dunia. Pasalnya beberapa negara berupaya menghindari minyak mentah Rusia.




(kil/das)

Hide Ads