Menteri Investasi/Kepala BKPM melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan wakil Pemerintah Inggris. Mereka adalah Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone, Menteri Teknologi, Inovasi dan Ilmu Hayati Inggris Lord Kamall, dan Anggota Parlemen Inggris Lord Aamer Safraz di hari pertama kunjungan kerjanya ke London, Inggris pekan lalu.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, dan Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia Anindya N. Bakrie.
Dalam pertemuan pertama dengan Menteri Investasi Inggris bertempat di 10 Downing Street, Bahlil menyampaikan Indonesia sangat terbuka dengan masuknya investasi dari semua negara, termasuk Inggris, utamanya investasi berkelanjutan yang mendorong penciptaan nilai tambah dan pemerataan ekonomi.
"Saya berharap Pemerintah Inggris dapat mengambil peran aktif dalam mendorong perusahaan asal Inggris untuk berinvestasi di bidang industri hilirisasi yang berbasis sumber daya alam. Hal ini selaras dengan prioritas pemerintah saat ini dalam upaya percepatan transformasi ekonomi Indonesia," jelas Bahlil, dalam keterangan tertulis Kementerian Investasi/BKPM, Senin (28/3/2022).
Lord Grimstone menyampaikan minat Pemerintah Inggris untuk bersama-sama Indonesia mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Dengan cakupan teknologi dan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan Inggris di sektor tersebut, dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendorong hilirisasi di Indonesia.
"Inggris dapat berperan sebagai hub investasi negara Eropa untuk masuk dan berinvestasi di sektor tersebut di Indonesia, memanfaatkan perjanjian perdagangan Inggris dengan sejumlah negara mitra strategis," tandas Lord Grimstone.
Pada kesempatan yang berbeda Menteri Teknologi, Inovasi dan Ilmu Hayati Inggris Lord Kamall menyampaikan telah menjalin komunikasi dengan Menteri Kesehatan RI yang sebelumnya juga telah bertemu secara langsung untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang kesehatan saat kunjungan ke Inggris beberapa waktu yang lalu.
"Posisi Indonesia sebagai penyumbang populasi terbesar di ASEAN, sekitar 43%, sangat potensial menjadi hub bagi perusahaan sektor kesehatan Inggris untuk penetrasi pasar di kawasan tersebut," pungkas Lord Kamall.
Menanggapi hal tersebut, Bahlil mengundang perusahaan Inggris untuk mengembangkan investasi sektor kesehatan seperti halnya industri alat kesehatan (alkes) dan vaksin di Indonesia.
"Indonesia memiliki penduduk kelas menengah yang besar dan terus bertumbuh. Ini merupakan faktor penting dalam konteks potensi pengembangan industri kesehatan dengan keunggulan demografi yang dimiliki oleh Indonesia," jelas Bahlil.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
(hns/hns)