Lockdown Shanghai Ancam Ekonomi, RI Kudu Piye?

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 15:50 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Keputusan China yang memberlakukan penguncian atau lockdown untuk Shanghai patut menjadi perhatian. Sebab hal itu bisa berdampak kepada ekonomi Indonesia.

Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia perlu mengantisipasi lockdown itu, terlebih tidak menutup kemungkinan lockdown akan meluas.

"Antisipasi lockdown tidak hanya di Shanghai tapi juga kota lainnya, khususnya kota di kawasan industri," katanya, kepada detikcom, Rabu (30/3/2022).

Ia menyarankan Indonesia harus mulai mengalihkan ekspor, baik komoditas maupun industri olahan ke negara-negara yang pemulihan ekonominya relatif kuat dan mungkin sudah lebih tenang terhadap pandemi COVID-19.

Selain itu, Bhima berpesan harus ada koordinasi terus dengan pelaku usaha, baik eksportir maupun importir yang ada di Indonesia terkait perkembangan situasi di China yang mungkin berpengaruh terhadap omzet, kontrak-kontrak baru atau perdagangan baru.

"Berikutnya juga kita harus antisipasi efeknya terhadap pemulihan ekonomi domestik. Jadi pemerintah misalnya bisa menunda tarif PPN 11%. Kemudian gunakan subsidi energi lebih besar lagi untuk jaga stabilitas harga di dalam negeri," paparnya.

Sementara itu, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menyarankan jalur perdagangan yang melalui Shanghai dialihkan.

"Kalau bisa untuk jalur perdagangan pakai daerah lain. Cari alternatif kan banyak pelabuhan lainnya tidak hanya di Shanghai," katanya.

Mengenai seberapa besar dampak lockdown Shanghai, ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan itu sangat tergantung dari lamanya waktu lockdown.

"Dampak lockdown saya kira akan tergantung, dari berapa lama lockdown dilakukan dan varian yang menjadi penyebab dari gelombang baru di Shanghai," ujarnya.

Jika skenario burut terjadi, lockdown dilakukan dengan waktu yang lebih lama dan varian yang muncul dari gelombang baru ini ternyata lebih buruk, menurutnya, maka tentu ada peluang proyeksi pertumbuhan ekonomi China akan lebih rendah seperti yang diproyeksikan,.

"Jika ini sudah terjadi dampak langsung ke Indonesia akan terasa di kinerja ekspor, karena seperti yang kita tahu bahwa China merupakan salah satu partner dagang utama Indonesia," katanya.



Simak Video "Video: Melihat Canggihnya Teknologi Mobil di Shanghai Show"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork