Industri restoran dan kafe mulai bangkit seiring melandainya kasus COVID-19. Sistem makan di tempat (dine in) pun diyakini punya prospek bagus seiring banyak orang yang ingin kembali bersosialisasi seperti dulu, setelah sekitar dua tahun harus menahannya.
Ketua Bidang Pelatihan Bisnis Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo), Giri Buana mengatakan digitalisasi dalam bisnis memang suatu keniscayaan yang harus dilakukan. Meski begitu, potensi pasar offline setelah pandemi juga tak bisa diabaikan begitu saja.
"Sekaranglah saatnya untuk kembali menjalankan bisnis kafe dan resto secara offline lagi. Nggak ada salahnya sistem online dan offline berjalan simultan," kata Giri dalam keterangan tertulis Rabu (30/3/2022).
Regulasi PPKM yang membatasi kegiatan masyarakat selama ini menjadi faktor utama yang menghambat jalannya bisnis kafe dan resto. Nah setelah semuanya sudah dilonggarkan, potensi di bisinis ini dinilai kembali membesar.
"Ini kesempatan karena salah satu pangsa pasar terbesar adalah beraktivitasnya anak sekolah dan kantor. Itu membuat kami optimistis untuk kembali membangun bisnis kuliner. Asal punya konsep dan target market yang jelas," serunya.
Giri menyarankan para pelaku usaha kafe dan resto terus berinovasi pada produknya. Dia mengingatkan agar standarisasi produk makanan dan minuman tetap harus diperhatikan.
"Meski di usaha kafe dan resto ada sesuatu yang bisa kita jual seperti kenyamanan, estetika atau suasana outdoor, produk makanan tetap penting. Kalau enak mereka akan kembali dan enaknya itu harus konsisten (terstandar)," jelasnya.