Perang Ukraina membuat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memangkas perkiraan pertumbuhan perdagangan global untuk tahun ini.
WTO sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 4,7%, kemudian dipangkas menjadi 2,5%. Bos WTO Ngozi Okonjo-Iweala menjelaskan hal itu karena dampak perang dan kebijakan terkait.
Dipangkasnya proyeksi pertumbuhan juga terkait dengan berlanjutnya masalah rantai pasokan global yang dimulai sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Dia mengatakan gangguan akan membuat makanan lebih mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekhawatiran saya adalah bahwa kita memiliki krisis pangan yang sedang terjadi," katanya disadur detikcom dari BBC, Senin (4/4/2022).
Okonjo-Iweala mengatakan meskipun Rusia dan Ukraina hanya menghasilkan sekitar 2,5% dari total ekspor barang dagangan global, mereka berkontribusi sangat signifikan di sektor-sektor tertentu.
"Kekhawatiran pertama, tentu saja, adalah bagi orang-orang Ukraina, yang mengungsi (dan) tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan," katanya.
Dia menambahkan ekonomi global akan mengalami beberapa konsekuensi yang parah, dan mengatakan negara-negara miskin akan merasakan dampak dari kekurangan, dan kendala pada pasokan makanan.
Pasokan pada banyak produk makanan termasuk gandum dan jagung telah terpengaruh setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Kelompok industri telah memperingatkan Uni Eropa menghadapi kekurangan minyak bunga matahari. Secara total, 46,9% ekspor global berasal dari Ukraina dan 29,9% dari Rusia menurut S&P Global. Tetapi dengan ditutupnya pelabuhan Ukraina, mereka kesulitan untuk mengekspornya.
"Saya benar-benar khawatir tentang kelaparan yang menjulang, terutama di negara-negara miskin yang paling tidak mampu membelinya," Okonjo-Iweala memperingatkan.
Menggunakan Afrika sebagai contoh, mantan Menteri Keuangan Nigeria mengatakan 35 dari 55 negara di sana mengimpor gandum dan biji-bijian lainnya dari Rusia dan Ukraina dan 22 negara mengimpor pupuk.
"Pekerjaan yang dilakukan oleh Bank Pembangunan Afrika sekarang menunjukkan bahwa di banyak negara, harga pangan sudah naik 20% hingga 50%," katanya.
Simak Video "Video: Krisis Pangan di Gaza yang Memilukan"
[Gambas:Video 20detik]