Kelangkaan Minyak Goreng di RI Negeri Kaya CPO Jadi Sorotan Media Asing

Kelangkaan Minyak Goreng di RI Negeri Kaya CPO Jadi Sorotan Media Asing

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Senin, 04 Apr 2022 12:27 WIB
Tips Masak untuk Menghemat Pemakaian Minyak Goreng
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto

Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika, menjelaskan kenaikan harga terjadi karena beberapa faktor, termasuk perang di Ukraina dan pandemi COVID-19.

Pada Februari, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) telah melonjak sebesar 40% year on year (yoy). Dengan harapan dapat menekan harga eceran komoditas, pemerintah pada Januari memberlakukan kewajiban pasar domestik (DMO) 20% untuk semua produsen.

Tetapi, hanya berlangsung sebulan, setelah pemasok menolak dengan keras, pemerintah menghapus DMO, demi mengenakan pungutan ekspor yang lebih tinggi pada CPO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minyak goreng di bawah skema DMO awal dijual dengan harga tetap, yang menurut produsen menyulitkan untuk menutupi biaya produksi.

"Perbedaan besar antara harga CPO dan DMO lah yang mengakibatkan pembelian panik dan penimbunan yang terjadi," terang Yeka dikutip dari The Economist, Senin (4/4/2022).

ADVERTISEMENT

Arie Rompas dari Greenpeace Indonesia menilai pemerintah harus mengejar oligarki industri yang sering menimbun pasokan. Pada 2019, Indonesia memproduksi 47,1 juta ton CPO, di mana 76% di antaranya diekspor.

Sementara itu, Eddy Hartono dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan 20% DMO awal mestinya sudah melebihi permintaan lokal. Oleh karena itu, ia menduga minyak hilang sepanjang rantai distribusi.

Pernyataan mantan Presiden Megawati Sukarnoputri juga menjadi sorotan. Dalam webinar ia mengatakan apakah tidak ada cara memasak dengan merebus. Hal itu mendapat reaksi keras dari warganet.


(ara/ara)

Hide Ads