Sri Lanka Dilanda Krisis-Utang Bengkak, Ternyata Ini Biang Keroknya

Sri Lanka Dilanda Krisis-Utang Bengkak, Ternyata Ini Biang Keroknya

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 08 Apr 2022 13:40 WIB
Warga Sri Lanka gelar aksi unjuk rasa imbas krisis ekonomi yang memicu kelangkaan BBM dan pemadaman listrik berkepanjangan. Demo diwarnai aksi bakar bus.
Demo Krisis Ekonomi di Sri Lanka/Foto: REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE

Keputusan pemerintah Rajapaksa untuk melarang semua pupuk kimia pada 2021 juga memukul sektor pertanian. Hal itu menyebabkan penurunan panen padi yang kritis.

Krisis yang terjadi di Sri Lanka pun memicu kemarahan dari masyarakat. Atas krisis ekonomi yang mendalam ratusan orang demo dan berujung bentrok dengan polisi selama beberapa jam.

Demo itu dipicu oleh kekurangan mata uang asing yang parah. Hal itu juga yang membuat pemerintah tidak mampu membayar impor, termasuk membiayai bahan bakar, akibatnya terjadi pemadaman listrik yang berlangsung hingga 13 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait utang luar negeri Sri Lanka, pada Februari, negara itu hanya memiliki cadangan US$ 2,31 miliar. Tetapi utang yang harus dibayar sekitar US$ 4 miliar pada tahun 2022, termasuk obligasi negara internasional (ISB) senilai US$ 1 miliar yang jatuh tempo pada Juli ini.

ISB merupakan bagian terbesar dari utang luar negeri Sri Lanka sebesar US$ 12,55 miliar. Termasuk dengan Asian Development Bank, Jepang, dan China di antara pemberi pinjaman utama lainnya.

ADVERTISEMENT

Dalam tinjauan ekonomi negara yang dirilis bulan lalu, IMF mengatakan bahwa utang publik telah meningkat. Sementara cadangan devisa Sri Lanka tidak cukup untuk pembayaran utang.


(ara/ara)

Hide Ads