Nelayan melakukan ekspor perdana ikan tuna ke Vietnam. Ekspor ini merupakan realisasi fasilitas pembiayaan ekspor yang diberikan oleh LPEI kepada PT Sarinah. Nilai ekspornya mencapai US$ 107.000 atau sekitar Rp 1,5 M dengan berat 27 ton jenis tuna sirip kuning beku.
Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati mengatakan Sarinah memiliki beberapa fasilitas dan kapasitas sebagai lokomotif UMKM menuju pasar global. Sarinah punya wadah, fasilitas, jejaring, manajemen, serta lembaga yang memandu UMKM untuk menumbuhkembangkan kualitas produk nasional.
"Lebih dari itu, kolaborasi ini merupakan sinergi konkret dalam memperkuat strategi bisnis yang berfokus pada peningkatan akses dan layanan keuangan bagi para pelaku usaha dalam negeri untuk merealisasikan ekspor," katanya, Jumat (8/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan berbagai kemudahan yang difasilitasi oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, diharapkan kolaborasi ini akan terus berkontribusi dalam mengakselerasi ekspor tanah air," sambungnya.
Pelepasan ekspor ada di 2 lokasi, yakni di Jakarta, tepatnya di Sarinah Trading House lantai 5 dan Warehouse Benoa, Bali.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso mengungkapkan bahwa kerja sama antara LPEI dan PT Sarinah ini sesuai dengan mandat LPEI untuk meningkatkan ekspor nasional melalui pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi khususnya bagi para UKM.
"Dengan fasilitas pembiayaan modal kerja sebesar Rp 50 Miliar yang kami salurkan kepada Sarinah untuk pengembangan bisnis ekspor, para pelaku usaha mitra binaan Sarinah tidak perlu khawatir akan terbatasnya modal kerja atau dukungan finansial. Ekspor ikan tuna ke Vietnam hari ini yang juga merupakan hasil kerja sama Sarinah dan UKM binaannya asal Jawa Timur merupakan langkah awal untuk membawa UKM ke pasar internasional," ujar Rijani.
(fdl/fdl)