Ekonomi China Mulai Ketar-ketir Gara-gara Lockdown!

Ekonomi China Mulai Ketar-ketir Gara-gara Lockdown!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 18 Apr 2022 21:15 WIB
Residents stand on a street waiting for nucleic acid test during lockdown amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, April 17, 2022. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/ALY SONG

Dari sisi industri, Quanta yang merupakan produsen notebook terbesar di dunia yang selama ini menjadi pabrik pembuat MacBook, telah menghentikan produksi sepenuhnya di Shanghai. Padahal, pabrik tersebut menyumbang sekitar 20% dari kapasitas produksi notebook Quanta.

Selain Quanta, Tesla juga telah menutup pabriknya di Shanghai Giga, yang memproduksi sekitar 2.000 mobil listrik per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada hari Jumat, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China mengatakan mereka mengirim satuan tugas ke Shanghai untuk mengerjakan rencana melanjutkan produksi di 666 produsen utama di kota yang mengalami lockdown itu.

Eksekutif Tesla berharap mereka akan diizinkan untuk membuka kembali pintu mereka pada hari Senin, mengakhiri jeda terpanjang pabrik sejak pembukaannya tahun 2019. Produsen mobil telah kehilangan lebih dari 50.000 unit produksi sejauh ini, menurut bahan yang ditinjau oleh Reuters.

ADVERTISEMENT

"Dampaknya terhadap China sangat besar dan dampak pada ekonomi global cukup signifikan. Saya pikir kita akan menghadapi lebih banyak volatilitas dan gangguan ekonomi dan sosial setidaknya selama enam bulan ke depan," kata Michael Hirson, kepala praktik Grup Eurasia untuk China dan Asia Timur Laut.

Respons pandemi di China baru-baru ini kemungkinan akan menelan biaya setidaknya US$46 miliar dalam output ekonomi yang hilang per bulan, atau 3,1% dari PDB. Hal itu diungkap dalam penelitian Chinese University of Hong Kong.

Analis tidak lagi percaya bahwa target pertumbuhan ekonomi 5,5% China tahun 2022, tujuan negara yang paling tidak ambisius dalam tiga dekade, adalah realistis.

Bank Dunia pun merevisi perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi China minggu ini menjadi 5% tetapi mencatat bahwa jika kebijakan restriktifnya berlanjut, itu bisa turun menjadi 4%.


(hal/zlf)

Hide Ads