Jakarta -
Perajin tahu tempe bakal dapat bantuan kedelai subsidi dari Perum Bulog. Namun sayangnya, kedelai itu didatangkan dari luar negeri alias impor.
Indonesia memang masih belum mandiri dalam hal ini. Terbaru, kedelai sebanyak 52 ribu ton didatangkan dari Amerika Serikat (AS).
Selain pengadaan dari AS, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan saat ini sedang menjajaki 11 negara untuk impor kedelai.
"Sekarang Bulog sedang menjajaki 11 negara selain AS. Nanti akan kita uji sample-nya. Kita uji kepada teman-teman perajin tahu tempe, (kedelainya) ini bagus untuk tempe atau tahu, atau keduanya. Nanti mana yang mereka pilih," paparnya di Bekasi, Senin (18/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan negara-negara tersebut diantaranya adalah India, Brasil, Argentina, dan Australia.
Penyebab ketergantungan kedelai impor ini, diungkapkan Budi, salah satunya karena perbedaan kualitas kedelai antara dalam negeri dan luar negeri.
"Kalau di lokal selalu masih ada daunnya, kotorannya. Tapi kalau yang impor bisa bersih," jelasnya.
Karena itu, serangkaian upaya, menurutnya, harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kedelai lokal.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Ia mengungkapkan, Universitas Gajah Mada sudah membuat bibit-bibit kedelai lokal yang kualitasnya bagus. Nantinya itu akan dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pembinaan ke petani juga dilakukan. "Kita latih, kita dukung, kita didik, support dengan peralatan yang modern sehingga kita bisa memproduksi yang bagus," kata Budi.
Perum Bulog sendiri, disampaikannya, akan mengimpor 800 ribu ton kedelai untuk pengadaan kedelai subsidi yang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari April hingga Juli 2022 dengan pagu maksimal 200 ribu ton per bulan.
"Kita menyiapkan awalnya 200 ribu ton per bulan selama 4 bulan. Kenapa selama 4 bulan? Karena, diperkirakan selama 4 bulan ini kita belum bisa memproduksi atau penuhi kebutuhan dari dalam negeri," ujarnya.
Karena itu, ia menjelaskan impor itu terpaksa dilakukan. Namun, Budi berharap setelah 4 bulan itu, dalam negeri sudah bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan sendiri. Itu juga yang saat ini, menurutnya, sedang didorong Kementerian Pertanian.
Pendistribusian kedelai subsidi itu sudah dimulai hari ini. Sebanyak mengirimkan 100 ton kedelai subsidi ke wilayah Jawa Barat.
Budi mengatakan penyaluran perdana kedelai disalurkan melalui Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di Jawa Barat.
Lebih rinci, pada penyaluran perdana ini diberangkatkan 8 truk yang mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primer Kopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Program subsidi ini sendiri, tambah Budi, diperuntukan untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp1.000/kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti.
Kemudian Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan harga pembelian kedelai ini akan berbeda di masing-masing wilayah namun tetap diberikan selisih Rp1.000/kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti.
"Harga pembelian kedelai oleh Puskopti Jawa Barat selaku Kopti Sasaran adalah Rp.10.250/kg di gudang suplier atau lebih murah Rp1.000/kg dari harga jual suplier di luar program. Harga tersebut berlaku untuk wilayah Jawa Barat, sedangkan wilayah lain sesuai dengan hasil lelang oleh Perum Bulog yang berbeda antar wilayah", kata Aip.
Dengan penyiapan pasokan kedelai pada harga yang lebih murah, pengrajin tahu tempe akan dapat menyiapkan tahu tempe pada harga terjangkau bagi masyarakat sekaligus kepastian pasokan untuk jaminan keberlangsungan produksi tahu tempe.