Realisasi pembiayaan utang hingga Maret 2022 tercatat Rp 149,6 triliun atau turun 55,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 336,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penyebab turunnya utang karena penerimaan negara yang makin kuat, belanjanya tetap terkendali maka defisitnya dan pembiayaan menjadi mengalami penurunan.
"Ini termasuk konsolidasi fiskal yang sangat cepat. Hari-hari ini saya berbicara dengan berbagai menteri keuangan dan mereka semuanya saling bertukar catatan kondisi APBN masing-masing," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/4/2022).
Pembiayaan utang ini terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 133,6 triliun atau turun 60,4% dan pinjaman Rp 16 triliun.
Sri Mulyani menyampaikan pembiayaan utang berjalan on track. Karena penyesuaian strategi pembiayaan mulai dilakukan akhir Februari 2022 melalui penurunan target lelang SBN, pergeseran global bonds, private placement, upsize ORI dn pelaksanaan SKB I.
"Penyesuaian strategi mengantisipasi pasar keuangan yang masih volatile dan kondisi kas masih cukup," ujar dia.
Realisasi pembelian BI melalui SKB I tahun 2022 sebesar Rp 15,3 triliun (SUN = Rp 7,6 triliun dan SBSN = Rp 7,7 triliun).
Selanjutnya penerbitan SBN dalam rangka SKB III ke BI direncanakan pada semester II mempertimbangkan kondisi kas dan realisasi belanja PEN.
Kemudian pada akhir Maret dilakukan penerbitan Global Bonds sebesar US$ 1,28 miliar dan penerbitan dalam rangka Liability Management sebesar US$ 0,47 miliar.
Simak Video "Legislator Golkar Yakin Sri Mulyani Punya Integritas, Tapi Apes di Kasus Rafael Alun"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/das)