Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan salah satu titik kepadatan yang bisa terjadi saat mudik adalah di moda penyeberangan Merak-Bakauheni. Potensi kemacetan menurutnya bisa terjadi di Pelabuhan Merak.
Budi Karya mengatakan kemacetan bisa terjadi di areal Pelabuhan Merak saat arus mudik terjadi. Hal itu terjadi karena adanya bongkar muat kendaraan untuk melakukan penyeberangan.
"Sebenarnya isunya itu adalah di pelabuhan. Kalau ada penumpukan, penumpukannya itu di pelabuhan. Karena mereka harus berhenti, mereka harus naik kapal dan menyeberang," ujar Budi Karya dalam acara Blak-blakan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mensiasati hal itu, Budi Karya mengatakan pihaknya meminta kepada pengelola penyeberangan untuk mengoperasikan kapal besar saja di masa mudik lebaran.
Kapal besar dengan kapasitas 5.000 orang, dengan begitu daya angkut kapal akan lebih besar dan bisa mempercepat antrean bongkar muat di dermaga.
"Nah kami berikan syarat hanya kapal dengan kapasitas di atas 5.000 orang yang bergerak, yang di bawah itu tidak boleh bergerak. Kapal-kapal besar saja, yang kapal kecil pinggir dulu, pindah ke tempat lain," papar Budi Karya.
"Cukup itu cukup. Kalau tidak salah ada 72 kapal besar," bebernya.
Sementara untuk kapal-kapal penyeberangan yang kecil akan diarahkan untuk melakukan rute pelayaran jarak jauh dari Jakarta ke Semarang. Kapal-kapal itu diarahkan untuk mengangkut truk-truk untuk menghubungkan Jakarta dan Jawa Tengah.
"Yang kecil-kecil kita bawa ke Jakarta untuk jalankan rute Jakarta ke Semarang. Untuk apa Jakarta Semarang? Untuk menampung truk-truk yang dari Semarang ke Jakarta atau Jakarta ke Semarang," ungkap Budi Karya.
Dari sisi darat, Budi Karya menyatakan Korlantas Polri akan memberlakukan manajemen lalu lintas menuju Pelabuhan Merak. Bila ternyata terjadi antrean kendaraan di Merak, polisi akan membuka tutup arus kendaraan sebelum menuju Merak.
"Kakorlantas sudah menyampaikan bahwa mereka yang akan sampai di Merak, apabila Meraknya penuh, dia disuruh mundur atau berhenti satu atau 2 km dari itu, sehingga tidak terjadi penumpukan di Merak. Jadi masalah krusialnya ini adalah di Merak," papar Budi Karya.
(hal/zlf)