Mantap! Pendapatan Telkom di 2021 Capai Rp 143,2 T, Naik 4,9%

Mantap! Pendapatan Telkom di 2021 Capai Rp 143,2 T, Naik 4,9%

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Rabu, 20 Apr 2022 17:14 WIB
Gedung Telkom
Foto: dok. Telkom
Jakarta -

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan senilai Rp 143,2 triliun di tahun 2021, naik 4,9% dibandingkan tahun 2020. Total laba yang diperoleh mencapai Rp 24,8 triliun, atau naik 19% ketimbang tahun sebelumnya.

Adapun EBITDA Telkom tahun 2021 tercatat Rp 75,7 triliun atau tumbuh positif 5,1% year on year (yoy). Margin EBITDA dan laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi 52,9% dan 17,3%.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan di tengah tekanan dan tantangan yang dihadapi sektor telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir, Telkom terus beradaptasi dan berinovasi baik dari sisi strategi perusahaan, model bisnis, maupun produk dan layanan. Telkom konsisten fokus mengembangkan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, platform, dan services.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, lanjut Ririek, Telkom secara berkelanjutan mengembangkan kapabilitas digitalnya melalui tiga strategi, yakni build (membangun kapasitas sendiri), borrow (menjalin kemitraan strategis dengan tech giant/global partner), dan buy (melalui investasi secara selektif). Ia menyatakan beberapa inisiatif investasi Telkom di bisnis digital memperlihatkan kinerja yang baik, tercermin dari valuasi positif yang diperoleh perusahaan, baik dari sisi synergy value maupun capital gain, yang turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan perseroan.

Ririek menguraikan untuk membangun competitive advantages perusahaan, Telkom mencanangkan lima strategi utama yang dikenal dengan strategi Five Bold Moves. Ia menyatakan strategi yang telah dilaksanakan sejak 2021 itu menghasilkan capaian positif. Pada 22 November 2021, salah satu strategi utama telah direalisasikan, yakni unlocking bisnis menara telekomunikasi melalui aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering) Mitratel di Bursa Efek Indonesia.

ADVERTISEMENT

Dari IPO tersebut, Mitrate meraup dana hingga Rp 18,8 triliun dengan 90% di antaranya akan digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun anorganik. Sementara itu, lanjut Ririek, empat strategi lainnya masih gencar diakselerasikan Telkom, yaitu percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo), unlocking bisnis data center, penguatan bisnis B2B IT Services, dan menginisiasi integrasi bisnis broadband (fixed mobile convergence, FMC).

"Alhamdulillah langkah Telkom menjadi digital telco mulai memperlihatkan hasil yang baik, dengan pendapatan, EBITDA, dan laba bersih pada akhir 2021 yang tumbuh positif. Pencapaian ini tidak lepas dari konsistensi perusahaan dalam melakukan transformasi digital, memperkuat kapabilitas digital serta melakukan inovasi di berbagai aspek," kata Ririek dalam keterangan tertulis, Rabu (20/4/2022).

"Kali ini strategi Five Bold Moves merupakan prioritas Telkom untuk memperkuat competitive advantages perusahaan sehingga mampu mengakselerasi terwujudnya visi menjadi digital telco terdepan kelas dunia. Setelah berhasil melakukan unlocking bisnis tower Mitratel, kini Telkom fokus untuk mendorong keempat strategi lainnya yang kami targetkan dapat terealisasi hingga akhir 2023," imbuhnya.

Ririek menjabarkan pada segmen fixed line, IndiHome masih menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan pendapatan perseroan, dengan total kontribusi kepada pendapatan Perseroan sebesar 18,4% di akhir 2021. IndiHome membukukan pendapatan sebesar Rp 26,3 triliun atau tumbuh 18,5% YoY. EBITDA margin IndiHome pun meningkat menjadi 46,7% pada akhir 2021.

Kinerja positif IndiHome, kata Ririek, didorong penambahan 585 ribu pelanggan baru sehingga total pelanggan IndiHome pada Desember 2021 mencapai 8,6 juta atau tumbuh 7,3% yoy. Ia menambahkan IndiHome juga terus memperkaya konten melalui kerja sama strategis dengan penyedia konten global, seperti Disney+ Hotstar dan Lionsgate Play.

Pada segmen Mobile, papar Ririek, Telkomsel membukukan pendapatan tahun buku 2021 sebesar Rp 87,5 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 4,4% yoy Pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp 68,2 triliun atau tumbuh 9,5% yoy.

Menurut Ririek pencapaian Telkom didukung oleh basis pelanggan yang terus meningkat mencapai 176,0 juta pelanggan atau tumbuh 3,8% yoy, dengan pengguna mobile data sebanyak 120,5 juta pelanggan (tumbuh 3,9% yoy). Lalu lintas data Telkomsel tumbuh 43,3% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 13.513 petabyte.

Ririek menuturkan Telkomsel melakukan pembangunan infrastruktur secara agresif agar layanan digital berjalan optimal. Total BTS yang dimiliki hingga akhir tahun 2021 mencapai 251.116 unit atau tumbuh 8,6% yoy, 80% di antaranya berbasis 3G/4G/5G. Sebanyak 137.613 BTS berteknologi 4G dan 113 BTS adalah BTS 5G.

Sebagai bentuk kontribusi dalam mengakselerasi ekonomi digital Indonesia, jelas Ririek, Telkomsel menghadirkan PT Telkomsel Ekosistem Digital (IndiCo) sebagai digital powerhouse yang didedikasikan untuk meningkatkan inovasi digital yang berpusat pada pengguna dengan menawarkan produk dan layanan di luar konektivitas. IndiCo akan diposisikan sebagai holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel yang sedang berkembang di sektor digital dengan mengoptimalkan sinergi ekosistem aset unggulan yang dimiliki perusahaan.

Ririek melanjutkan, segmen enterprise Telkom membukukukan pendapatan Rp19,1 triliun atau tumbuh 8,0% yoy. Layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar. Sementara itu, segmen wholesale dan international mencatat pendapatan Rp 14,3 triliun atau tumbuh 5,6% yoy yang terutama berasal dari pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services.

Pada bisnis menara telekomunikasi, urai Ririek, Mitratel membukukan pendapatan Rp 6,87 triliun atau tumbuh 11,0% yoy dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 23,9% dan 129,4%. Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung jumlah kolokasi dan tenant Mitratel yang juga mengalami kenaikan sebesar 18,9% dan 39,3%.

Saat ini Mitratel mengoperasikan 28.206 menara telekomunikasi dengan tenancy ratio 1,5x. Menara telekomunikasi Mitratel tersebar di seluruh Indonesia dengan 58% di antaranya berlokasi di luar Pulau Jawa, sementara 42% lainnya di Pulau Jawa.

Ririek menambahkan data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis perusahaan digital. Saat ini Telkom memiliki 27 data center, terdiri dari 22 data center domestik dan 5 data center luar negeri, termasuk data center tier 3 dan 4 di Singapura. Sepanjang 2021, pendapatan data center tercatat Rp 1,7 triliun atau tumbuh 19,0% yoy.

Ririek mengungkapkan perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 30,3 triliun hingga akhir 2021 atau 21,2% dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun mobile business guna meningkatkan pengalaman digital pelanggan.

Tahun ini, sambung Ririek, Telkom akan mengalokasikan penggunaan laba bersih perseroan untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, yang sejalan dengan strategi Five Bold Moves yang telah dicanangkan.

"Kami akan terus mempercepat langkah transformasi dan mengembangkan potensi bisnis digital TelkomGroup untuk value creation yang optimal tidak hanya bagi perusahaan tapi juga seluruh stakeholders. Kami meyakini hal ini merupakan langkah yang tepat untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan di masa mendatang dan mendukung percepatan transformasi digital Indonesia," ujar Ririek.


Hide Ads