Negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Inggris keluar (walkout) dari pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20. Pertemuan kedua itu berlangsung di Washington DC, Rabu (20/4) waktu setempat.
Negara-negara tersebut keluar saat perwakilan Rusia sedang berbicara di forum tersebut. Hadir Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov secara fisik, sementara Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan Gubernur Bank Sentral Rusia bergabung secara virtual.
Menanggapi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keluarnya negara-negara barat dari ruang sidang saat pertemuan bukanlah kejutan. Pasalnya sebelumnya mereka sudah mengancam akan keluar jika Rusia menghadiri pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memahami bahwa ada beberapa skenario bagaimana negara G7+ akan merespons kehadiran pertama kali Rusia dan pada saat Rusia intervensi atau berbicara. Jadi ini bukan kejutan bagi kami," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers 2nd FMCBG Meeting, Kamis (21/4/2022).
Meski begitu, Sri Mulyani menyatakan bahwa sidang tetap berjalan lancar. Walk out-nya negeri Paman Sam dan kawan-kawannya disebut tidak mengurangi keefektifan forum G20 akibat konflik dan ketidaksepahaman anggota.
"Ini dilakukan tanpa mendisrupsi dan dalam hal ini tanpa menciptakan permasalahan terhadap diskusi kita terkait substansi (forum) itu sendiri," ungkapnya.
Sri Mulyani menjelaskan pertemuan G20 di AS memang membahas perang Rusia dan Ukraina secara intensif. Banyak negara anggota G20 menyerukan Rusia menghentikan perang ke Ukraina.
"Para anggota mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang krisis kemanusiaan, dampak ekonomi dan keuangan dari perang dan menyerukan di akhirinya perang sesegera mungkin," kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut beberapa negara anggota lainnya juga prihatin atas dampak ekonomi akibat sanksi negara-negara barat seperti AS dan Eropa. Perang yang terjadi hanya akan menghambat proses pemulihan ekonomi, meningkatkan kekhawatiran terkait ketahanan pangan global dan makin tingginya harga komoditas energi.
"Negara-negara berpenghasilan rendah dan rentan akan sangat terpengaruh karena mereka sudah menghadapi tantangan antara lain ruang fiskal yang terbatas dan kerentanan utang yang tinggi," tandas Sri Mulyani.
Lihat juga video 'Respons Sri Mulyani Saat AS Dkk Walk Out di Tengah Pertemuan G20':
(dna/dna)