RA Kartini terkenal dengan jargonnya, yaitu 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Jargon tersebut menginspirasi Nurmalia bekerja di perusahaan pertambangan, PT Timah Tbk, yang didominasi lelaki.
Namun hal itu bukan menjadi kendala bagi Nurmalia yang kini sudah 10 tahun berkarier. Menurutnya, perempuan harus mengejar impian dan passion-nya meski harus bekerja di bidang energi, sains, matematika, yang biasa didominasi lelaki. Apalagi menurutnya, para perempuan di industri tambang bisa jadi penerang bagi sektor tersebut.
"Lelaki itu biasa bekerja spesifik dan mengejar target, tapi mereka kurang detail, dan detail adalah kelebihan perempuan," jelas perempuan yang kerap disapa Lia dalam keterangan tertulis, Senin (25/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai perempuan di Indonesia sangat beruntung sebab memiliki keleluasaan. Perempuan yang pernah tinggal di Amerika Serikat tersebut mengatakan perempuan Indonesia didukung bukan hanya di dunia kerja, namun juga di ranah domestik.
Lia mencontohkan di Amerika Serikat, cuti hamil dan melahirkan di Negeri Paman Sam tersebut tidak dibayar. Namun di Indonesia, perempuan yang cuti dan melahirkan tetap mendapatkan gaji dan hal ini diatur undang-undang. Bahkan, menurut Lia, banyak juga rekan kerjanya yang laki-laki mendukung Lia untuk tetap melakukan perannya sebagai ibu.
Lia yang sudah memiliki anak pun ingat betul bagaimana dirinya harus berada di lapangan dan harus tetap memompa ASI untuk anaknya. Kala itu, belum ada ruang laktasi khusus untuk memompa ASI. Lia teringat rekan kerjanya, bahkan atasannya, memberikan ruang kerja mereka untuknya supaya ia bisa memompa ASI dan kemudian dibawa pulang.
"Tidak ada batasan untuk berkembang di Timah, kalau punya pengetahuan dan kemampuan, tidak menutup kemungkinan dipercaya mengemban jabatan bahkan lebih dari laki-laki," ungkap Lia.
Lia mengatakan porsi pekerja perempuan di PT Timah Tbk sudah lebih dari 100% dari aturan yang ditetapkan.
"Di Grup MIND ID, setidaknya 20% adalah karyawan perempuan, itu berarti setidaknya ada 5% pegawai perempuan di Timah. Namun, pegawai perempuan di Timah mencapai 10% dari seluruh jumlah pegawai. Para perempuan inilah jadi penerang-penerang seperti juga yang Ibu Kartini lakukan," pungkas Lia.
(prf/hns)