RI Larang Ekspor CPO Cs, India hingga Bangladesh Kalang Kabut

RI Larang Ekspor CPO Cs, India hingga Bangladesh Kalang Kabut

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 28 Apr 2022 09:05 WIB
Workers load palm oil fresh fruit bunches to be transported from the collector site to CPO factories in Pekanbaru, Riau province, Indonesia, April 27, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN
Jakarta -

Negara importir seperti India, Bangladesh dan Pakistan akan menambah pembelian minyak sawit dari Malaysia. Tetapi menurut para ahli, produsen sawit terbesar kedua di dunia ini tidak dapat memenuhi kekosongan produksi yang disebabkan karena adanya larangan ekspor dari Indonesia.

Di India harga minyak sawit naik 5% dalam seminggu terakhir. Kenaikan harga juga terjadi di Pakistan dan Bangladesh.

Indonesia menjadi penyuplai hampir setengah dari total impor minyak sawit di India, sementara Pakistan dan Bangladesh mengimpor 80% minyak sawit dari Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada yang bisa menggantikan volume minyak sawit yang menghilang dari Indonesia. Semua negara akan menderita," kata Rasheed Jan Mohd, Direktur Asosiasi Minyak Makanan Pakistan (PEORA).

Bulan Februari lalu, harga minyak nabati mencatatkan rekor kenaikan akibat anjloknya suplai minyak bunga matahari di Kawasan Laut Hitam.

ADVERTISEMENT

Menurut pengusaha yang berbasis di Mumbai, kenaikan harga ini meningkatkan kebutuhan produksi para penyuling minyak. Mereka menahan persediaan yang lebih rendah dari biasanya sebagai antisipasi penurunan harga

Konsumen minyak nabati global tidak punya opsi lain selain menambah ongkos untuk mendapatkan pasokan akibat kebijakan yang diberlakukan Indonesia. Hal ini juga memaksa negara importir mencari alternatif lain yang sebelumnya sudah terbatas akibat invasi Rusia ke Ukraina.


Pengamat industri memprediksi jika kebijakan larangan ekspor yang diambil Indonesia akan berpengaruh terhadap naiknya semua harga minyak nabati, termasuk minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak lobak. Hal tersebut juga berdampak pada kekhawatiran konsumen atas kemungkinan naiknya harga bahan bakar dan harga makanan.

"Keputusan Indonesia (membatasi ekspor) berdampak tak hanya kepada ketersediaan minyak sawit, tetapi juga ketersediaan minyak nabati di seluruh dunia," Kata James Fry, Direktur LMC Internasional.

Sebagai tambahan, minyak sawit banyak dipakai untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembuatan kue, lemak untuk menggoreng, bahan baku kosmetik, hingga produk pembersih. Sawit mewakili 60 persen perdagangan minyak nabati di dunia, dan sepertiganya berasal dari Indonesia.

Simak Video 'Minyak Goreng Langka, Korupsi Ekspor CPO, dan Larangan Jokowi':

[Gambas:Video 20detik]



(dna/dna)

Hide Ads