India merupakan importir langganan minyak sawit dari Indonesia. Akibat pemerintah Indonesia melarang ekspor minyak sawit (CPO), negara itu panik dan menyuarakan protes.
Saat ini pengusaha di industri minyak nabati India mendesak pemerintahnya agar berdialog kepada pemerintah Indonesia untuk negosiasi. Asosiasi industri minyak nabati India berharap dialog itu bisa membuka lagi ekspor yang saat ini dilarang.
Apalagi, negara itu mengimpor dari Indonesia hampir setengah dari total 700.000 ton yang dibutuhkan setiap bulannya oleh India. Para pejabat India mengatakan larangan ekspor dari Indonesia ini akan membuat India kekurangan minyak nabati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat dari larangan ekspor minyak sawit, sekitar 290.000 ton minyak nabati terjebak di pelabuhan Indonesia yang seharusnya akan mendarat di India.
"Kapal kami yang berbobot 16.000 ton tertahan di Pelabuhan Kumai di Indonesia. Kami tidak tahu kapan Indonesia akan mencabut larangan itu, dan kapan berapa ton minyak yang terjebak di pelabuhan akan dikirim," kata Direktur Pelaksana Gemini Edibles & Fats India Pvt Ltd, Pradeep Chowdhry dikutip dari Reuters, Jumat (29/4/2022).
Oleh sebab itu, dampaknya sangat besar jika Indonesia melarang ekspor minyak sawit. Belum lagi ancaman inflasi juga membayangi negara itu.
Inflasi Harga Konsumen India untuk Maret 2022 berada pada level tertinggi 6,95%. Lonjakan tajam itu karena harga minyak nabati dan lemak nabati yang menjadi kontributor utama kenaikan tersebut.
(ara/ara)