Menjadi kru kapal laut harus rela untuk tidak pulang saat hari raya Idul Fitri dan tak bisa berkumpul dengan keluarga.
Ada tugas yang harus dijalankan demi mengantarkan pemudik ke kampung halaman. Seperti Capt Komarudin yang menjadi Nakhoda di KM Ciremai dan mengantarkan peserta mudik gratis yang digelar oleh pemerintah.
Selain itu ada juga kisah Yus Supriyanto yang menjadi petugas kesehatan di klinik KM Ciremai dan kisah Tobiin yang menjadi petugas untuk melayani keperluan konsumsi para perwira.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nakhoda - Capt Komarudin
Pria yang sudah bekerja di pelayaran selama 29 tahun ini mengungkapkan tak pulang saat puasa dan Lebaran adalah risiko pekerjaan.
Ada suka dan duka yang dihadapi setiap dia bertugas. Misalnya dia jadi sering mendatangi daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, banyak menjalin persaudaraan di wilayah-wilayah tersebut.
"Sedihnya karena harus meninggalkan keluarga di saat Lebaran ini, harus ada di kapal. Tapi senang juga bisa mengantarkan orang-orang untuk bertemu keluarganya di kampung halaman," kata dia, Sabtu (30/4/2022).
![]() |
Capt Komarudin mengawali karirnya di Pelni sejak 1993. Dimulai dari mualim III, lalu naik ke mualim II dan ke mualim I. Sekadar informasi dari kbbi.lektur.id mualim adalah perwira kapal berizajah pelayaran niaga nautika.
Kemudian dia mulai menjadi nakhoda kapal barang, lalu kapal pack 500, kemudian naik pack 1.000 dan pack 2.000.
Sekarang dia menakhodai KM Ciremai dengan rute, Tanjung Priok - Jayapura (PP). Namun karena kondisi jelang lebaran KM Ciremai hanya sampai ke Sorong, Papua.
Pria yang hobi wisata kuliner ini menceritakan jika jatah libur dari berlayar ini adalah 3 bulan sekali. Namun cuti yang diberikan selama 1 bulan. Nah tentu ini dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
"Kalau peak season gini, cutinya bisa digeser. Tapi sekarang kan teknologi sudah ada yah, kalau kangen rumah bisa langsung telepon atau video call. Nggak seperti dulu, harus telepon di wartel atau kirim surat, sekarang sudah canggih," jelas dia.
Mantri Kapal - Yus Suryanto
Dalam setiap kapal penumpang, pasti dilengkapi dengan fasilitas klinik kesehatan. Seperti di KM Ciremai ini, ada klinik yang siap siaga untuk menjadi garda terdepan atau pertolongan pertama untuk penumpang yang sakit atau tak enak badan saat perjalanan.
Yus Suryanto menjadi salah satu mantri kapal yang bertugas di KM Ciremai. Dia mengatakan pada musim puncak arus mudik memang dirinya tidak bisa berkumpul dengan keluarganya di rumah.
Namun dia mengaku senang bisa bertugas di klinik KM Ciremai. "Saya selalu anggap penumpang ini keluarga saya, jadi saya selalu menikmati pelayaran ini sampai di tempat tujuan. Karena ada kepuasan tersendiri bisa mengantarkan orang mudik ke kampung halaman," jelas dia.
Apalagi dengan kru kapal lain yang juga dianggap menjadi keluarga kedua yang kondisi kesehatannya harus dipastikan prima.
Yus mengungkapkan, menjadi mantri di klinik kapal penumpang memberikan banyak pengalaman. Terutama untuk tempat-tempat wisata yang dilalui kapal.
Ayah satu anak ini memulai bekerja di Pelni sejak tahun 1992. Awalnya dia melamar pekerjaan untuk perawat di Rumah Sakit Pelni tapi ternyata pihak SDM RS Pelni memintanya untuk bekerja di kapal penumpang.
"Tiba-tiba saya diminta ke RS Pelni dan diarahkan ke kantor pusat dan dibilang kerja di atas kapal ya. Saya bingung tuh, ngapain saya di kapal kan saya bukan pelaut. Akhirnya disampaikan kalau saya kerja di kapal untuk jaga di klinik karena kapal penumpang. Saya coba dulu saat itu dan sesuai hobi saya jalan-jalan," jelas dia.
Pria berusia 51 tahun ini, menceritakan pengalaman jika pernah ada penumpang yang melahirkan di kapal. Dengan kemampuan yang mereka miliki, berusaha untuk membantu ibu yang akan melahirkan itu.
![]() |
Dia bersyukur anak yang dilahirkan selamat dan dalam keadaan sehat. Menurut Yus jika ada anak yang lahir di atas kapal akan mendapatkan akta kelahiran yang ditanda tangani oleh saksi, nakhoda dan yahbandar. "Pernah ada yang lahiran di kapal, dapat akta lahir dan di akta itu ada posisi melahirkan dan ada lintang berapa dan bujur berapa. Memang tidak sering tapi pernah ada," jelas dia.
Yus membagikan tips supaya tak mabuk laut saat menjadi penumpang. Dia menyebutkan biasanya mabuk laut terjadi pada orang yang tak pernah berlayar. Sehingga dibutuhkan adaptasi.
Tapi hal itu bisa dicegah dengan mengisi perut dan tidak boleh kosong. "Jika perut kosong akan gampang sekali mabuk. Tapi kalau makan jangan kekenyangan juga jadi ya pas saja kenyangnya," jelas dia.
Kemudian setelah naik bisa mengonsumsi obat anti mabuk perjalanan. Lalu penumpang bisa beristirahat. Menghirup udara di luar juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghilangkan rasa mual saat perjalanan.
Pelayan Makanan - Tobiin
Tobiin memulai bekerja di kapal Pelni sejak 2012 lalu. Dia menjadi pelayanan makanan di salon atau tempat makan khusus perwira. Sama seperti Capt Komarudin dan Mantri Yus, dia juga sempat merasa sedih ketika tak bisa berkumpul dengan keluarga di hari raya.
"Awalnya keluarga saya komplain, tapi ya namanya risiko pekerjaan. Harus mengerti dan memahami," jelas dia.
Sebelum bertugas di KM Ciremai, Tobiin bertugas di KM Kelud selama 8 tahun. Menurut dia, KM Kelud jauh lebih besar dan jauh lebih sibuk daripada KM Ciremai.
"Walaupun sibuk tapi kekeluargaan di sini bisa membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.
![]() |