Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan 7 perintah kepada para menteri dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Instruksi itu disampaikan Jokowi saat membuka acara musyawarah perencanaan pembangunan nasional (musrenbangnas) 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/4/2022)
Mengutip situs Kementerian PAN-RB, perintah Jokowi yang pertama adalah bekerja fokus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menggunakan potensi belanja barang dan modal untuk membeli produk dalam negeri.
"Saya ingatkan lagi, potensi belanja barang dan modal dan jasa di pusat ini ada Rp 526 triliun, di daerah Rp 535 triliun. Artinya, total sudah Rp 1.062 triliun plus BUMN Rp420 triliun. Ini angka yang besar sekali. Jangan sampai, sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang meningkat. Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri. Hilangkan, kurangi sebanyak-banyaknya pembelian produk impor," ujar Jokowi dikutip dari situs Kementerian PAN-RB, Selasa (3/5/2022)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi juga meminta jajarannya untuk menyiapkan kapasitas produksi nasional, mendorong pembuatan kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri, serta melakukan pendampingan bagi UMKM agar naik kelas.
Kedua, mempercepat proses hilirisasi Industri yang dilakukan di dalam negeri. Misalnya, mendorong daerah-daerah yang memiliki pertambangan untuk segera membangun smelter sehingga nilai tambah akan meningkat berlipat-lipat dan membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya.
"Sekali lagi saya ingatkan, jangan kita hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah, pengekspor raw material, setop," tegas Jokowi
Ketiga, meningkatkan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi. Menurutnya, pangan dan energi merupakan dua sektor yang sangat krusial ke depannya dan Indonesia memiliki potensi pada keduanya.
Pesan keempat hingga ketujuh di halaman berikutnya. Langsung klik
Simak Video 'Geramnya Jokowi Tahu Jagung-Kedelai Masih Impor':