Wanti-wanti Duit Negara Jangan buat Barang Impor, Ini 7 Perintah Jokowi

Wanti-wanti Duit Negara Jangan buat Barang Impor, Ini 7 Perintah Jokowi

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 03 Mei 2022 06:00 WIB
Jokowi
Foto: Presiden Joko Widodo (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan 7 perintah kepada para menteri dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Instruksi itu disampaikan Jokowi saat membuka acara musyawarah perencanaan pembangunan nasional (musrenbangnas) 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/4/2022)

Mengutip situs Kementerian PAN-RB, perintah Jokowi yang pertama adalah bekerja fokus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menggunakan potensi belanja barang dan modal untuk membeli produk dalam negeri.

"Saya ingatkan lagi, potensi belanja barang dan modal dan jasa di pusat ini ada Rp 526 triliun, di daerah Rp 535 triliun. Artinya, total sudah Rp 1.062 triliun plus BUMN Rp420 triliun. Ini angka yang besar sekali. Jangan sampai, sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang meningkat. Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri. Hilangkan, kurangi sebanyak-banyaknya pembelian produk impor," ujar Jokowi dikutip dari situs Kementerian PAN-RB, Selasa (3/5/2022)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi juga meminta jajarannya untuk menyiapkan kapasitas produksi nasional, mendorong pembuatan kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri, serta melakukan pendampingan bagi UMKM agar naik kelas.

Kedua, mempercepat proses hilirisasi Industri yang dilakukan di dalam negeri. Misalnya, mendorong daerah-daerah yang memiliki pertambangan untuk segera membangun smelter sehingga nilai tambah akan meningkat berlipat-lipat dan membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya.

ADVERTISEMENT

"Sekali lagi saya ingatkan, jangan kita hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah, pengekspor raw material, setop," tegas Jokowi

Ketiga, meningkatkan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan dan energi. Menurutnya, pangan dan energi merupakan dua sektor yang sangat krusial ke depannya dan Indonesia memiliki potensi pada keduanya.

Pesan keempat hingga ketujuh di halaman berikutnya. Langsung klik

Simak Video 'Geramnya Jokowi Tahu Jagung-Kedelai Masih Impor':

[Gambas:Video 20detik]



Keempat, meningkatkan investasi yang akan menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya. Untuk itu, pelayanan perizinan terus disederhanakan dan dipercepat sehingga akan menarik investasi.

"Kita tidak dapat lagi bergantung pada APBN dan APBD, hati-hati mengenai ini. Oleh sebab itu, kita harus kreatif mencari sumber-sumber pembiayaan baru yang inovatif dengan terus meningkatkan kemudahan berusaha dan daya tarik investasi," jelasnya.

Kelima, tahun depan, pemerintah kembali memulai defisit di bawah tiga persen PDB sesuai dengan ketentuan regulasi. Karena itu, Presiden meminta agar perencanaan betul-betul dirancang dengan rinci, detail, dan tepat.

"Lakukan penajaman belanja, sehingga kualitas belanja makin baik makin meningkat. Optimalkan penerimaan perpajakan," imbuhnya.

Keenam, agenda-agenda strategis untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus terus berjalan. Selain itu, percepatan kemiskinan ekstrem, angka stunting yang kedua harus diturunkan.

"Peningkatan kualitas SDM melalui transformasi di bidang kesehatan, peningkatan akses dan kualitas pendidikan, dan juga up-skilling dan re-skilling tenaga kerja agar semakin produktif dan kompetitif," lanjutnya.

Ketujuh, menyiapkan pelaksanaan pemilu, yang tahapannya dimulai pada bulan Juni tahun 2022. Presiden meminta seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten dan kota mendukung pelaksanaan tugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

"Termasuk tentu saja dukungan anggaran baik dari APBN dan APBD agar pemilu terselenggara dengan baik, sukses, dan lancar" tutur Jokowi.


Hide Ads