Kala THR Anak Dititip ke Orang Tua Diibaratkan 'Investasi Bodong'

Kala THR Anak Dititip ke Orang Tua Diibaratkan 'Investasi Bodong'

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Minggu, 08 Mei 2022 09:30 WIB
Ilustrasi THR
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Istilah 'investasi bodong' bagi anak yang menitipkan THR ke orang tuanya banyak dibicarakan di media sosial. Menitipkan THR ke orang tua memang menjadi hal lumrah dan banyak dilakukan di Indonesia.

Perencana keuangan Eko Endarto berpendapat jika THR anak sebenarnya boleh dikelola oleh orang tuanya. Dengan catatan pihak orang tua harus terbuka dan menjelaskan kepada anak tentang penggunaan THR tersebut.

"Misalnya digunakan biaya sekolah, atau membeli seragam baru ketika sekolah. Nah, dengan begitu anak mengerti bahwa uang THR itu fungsinya untuk mengganti kebutuhannya dia," kata Eko kepada detikcom, Sabtu (7/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Eko, perencana keuangan Andy Nugroho menekankan pentingnya keterbukaan dari pihak orang tua. "Memang kalo menurut Islam harta anak harta orang tua juga. Tapi orang tua tetap harus terbuka dan menjelaskan penggunaan uang THR untuk apa saja" kata Andy.

Sementara itu baik Eko dan juga Andy, keduanya mengungkapkan jika pengelolaan THR anak adalah momen tepat bagi orang tua untuk mengenalkan financial planning. Para orang tua disarankan membimbing anak mereka belajar cara menabung sejak dini.

ADVERTISEMENT

Contoh sederhananya adalah menyiapkan tabungan celengan, membantu membukakan rekening, atau membimbing anak untuk berinvestasi. "Kalo lebih tinggi lagi mungkin buat tabungan emas misalnya, yang ada nama anak dan nama orang tuanya," kata Eko.

Menurutnya di zaman sekarang banyak platform yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi. "Punya perusahaan nggak harus beli perusahaan, atau nggak harus bikin perusahaan. Tapi bisa juga dengan memiliki sahamnya," tambahnya. Eko menyarankan alokasi THR anak sebesar 50% untuk konsumtif dan 50% untuk ditabungkan.

Menurut Andy fenomena THR anak dan 'investasi bodong' sebenarnya adalah bentuk kekhawatiran orang tua yang takut uang anaknya habis sia-sia. Andy menyarankan para orang tua membantu anaknya mengelola THR agar tak jadi 'investasi bodong'. "Arahkan supaya dibantu membukakan rekening bank untuk anak-anak," katanya. Konsep ini sangat baik untuk mengenalkan kebiasaan menabung secara mandiri.

Terkait besaran THR yang harus ditabung, Andy menyarankan persentase yang sama dengan orang dewasa. "Kalo alokasinya kita samain aja seperti orang dewasa yang sudah punya penghasilan. Misalnya 15%-20% untuk menabung dan sisanya boleh dipakai untuk beli yang mereka inginkan," katanya. Adapun produk investasi yang disarankan adalah logam mulia karena tidak membutuhkan dokumen khusus sehingga cocok untuk anak-anak.

Sebelumnya istilah 'investasi bodong' terkait THR anak dilontarkan oleh perencana keuangan Safir Senduk. Eko menanggapi hal tersebut lebih kepada kejelasan hasilnya tidak terlihat, meskipun akhirnya THR tersebut banyak dipakai untuk kebutuhan anak. "Hasilnya uang tadi (THR) bukan bentuk bunga, bukan bentuk barang apapun. Tapi bisa jadi ke hal-hal lain yang mungkin dibutuhkan si anak nanti kedepannya," ujarnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads