Pengangguran di RI Berkurang, Tapi Belum Balik ke Masa Sebelum Pandemi

Pengangguran di RI Berkurang, Tapi Belum Balik ke Masa Sebelum Pandemi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 09 Mei 2022 11:56 WIB
BPS mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2019 berada di level 5,01%. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018.
Para pencari kerja di bursa kerja Ibu Kota. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia berkurang jadi 5,83% di Februari 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,26%. Turunnya tingkat pengangguran berkat ekonomi yang mulai membaik.

Pada tiga bulan pertama 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% mulai membaik setelah di tengah pandemi COVID-19. Namun tingkat pengangguran ini belum balik ke masa sebelum pandemi.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi maka penyerapan tenaga kerja per Februari 2022 menyerap sebanyak 4,55 juta orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada sisi lain pada Februari 2022 ini ada penambahan angkatan kerja baru 4,20 juta orang. Tentu saja angkatan kerja baru ini tidak serta merta mampu diserap di pasar kerja dan sebagian nanti menjadi pengangguran. Dengan pertumbuhan ekonomi 5,01% itu di Februari mampu menyerap tenaga kerja 4,55 juta orang," ujarnya dalam jumpa pers virtual, Senin (9/5/2022).

"Dengan penyerapan tenaga kerja di sejumlah lapangan usaha. Maka tingkat pengangguran mengalami penurunan pada Februari 2021 masih 6,26%. Kemudian turun di Februari 2022 menjadi 5,83%. Jadi TPT kita turun," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, secara absolut jumlah pengangguran turun 350 ribu orang, yaitu dari 8,75 juta orang pada Februari 2021 menjadi 8,4 juta pada Februari 2022.

Menurutnya, kondisi TPT Indonesia di 2020 sebesar 4,94% dengan penganggur 6,93%. Meski setahun belakangan mengalami penurunan tapi tingkat pengangguran belum kembali kepada posisi sebelum krisis.

Pasalnya, Februari 2020 lalu belum ada pandemi COVID-19 jadi pengangguran Indonesia 4,94%. Sekarang masih 5,83% atau 8,4 juta orang.

"Dengan demikian kondisi ketenagakerjaan kita sampai Februari 2022 ini kalau dilihat dari levelnya bisa dikatakan belum sepenuhnya pulih dari kondisi sebelum COVID-19," ujarnya,

"Sudah menurun 7,57 juta orang. Jadi dampak ke usia kerja sudah ada perbaikan. Yang dulu kena dampak COVID-19 dan sekarang masih nganggur masih tinggi ada 990 ribu orang," tambahnya.




(ang/ang)

Hide Ads