Tanda Tanya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI 5,01%, 2 Hal Ini Jadi PR

Tanda Tanya Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI 5,01%, 2 Hal Ini Jadi PR

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Senin, 09 Mei 2022 14:19 WIB
Pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih memiliki tantangan besar. COVID-19 masih menjadi faktor ketidakpastian alias hantu pemulihan ekonomi.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 sebesar 5,01% secara year to year (yoy) atau dibandingkan kuartal I-2021.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan ekonomi Indonesia mulai mendekati normal jika dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19 pada 2019. Hanya saja kemiskinan dan pengangguran belum kembali normal.

"Artinya apa? Proses pemulihan ini tidak berkualitas. Harusnya kalau berkualitas seiring pertumbuhan ekonomi penurunan kemiskinannya dan penganggurannya sudah jauh lebih baik," katanya kepada detikcom, Senin (9/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tauhid menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 sebesar 5,01% disebabkan perdagangan internasional dan konsumsi masyarakat sudah mulai normal.

"Hanya di government expenditure yang masih relatif rendah begitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 bisa mencapai 5,01% karena lonjakan harga komoditas.

"Ada luck factor karena permintaan batu bara dan CPO naik di pasar internasional. Kinerja ekspor dan investasi yang berkaitan dengan sektor pertambangan serta perkebunan mampu mendorong pemulihan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, tambah Bhima, konsumsi rumah tangga perlahan menunjukkan pemulihan karena ada pelonggaran mobilitas. Terlihat dari sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan yang tinggi.

Data pengangguran dan kemiskinan berlanjut ke halaman berikutnya.

Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia per Februari 2022 mencapai 5,83%. Jika dilihat secara jumlah, pengangguran mencapai 8,40 juta orang.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan jika dibandingkan kondisi TPT pada Februari 2021 sebesar 6,26% atau 8,75 juta orang memang menurun. Namun jika dibandingkan Februari 2020 masih lebih tinggi, yang saat itu mencapai 4,94% atau 6,93 juta orang.

BPS mencatat persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 9,71%, menurun 0,43% terhadap Maret 2021 dan menurun 0,48% terhadap September 2020.

Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang terhadap September 2020.


Hide Ads