Bye-bye Kereta Impor Bekas! Commuter Line Mulai Pakai yang Lokal di 2024

Bye-bye Kereta Impor Bekas! Commuter Line Mulai Pakai yang Lokal di 2024

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 10 Mei 2022 07:31 WIB
Syarat Naik KRL PPKM Terbaru, Jangan Sampai Salah Ya!
Foto: Andhika Prasetia

Didiek mengatakan sejauh ini belum ada angka pasti berapa total harga dari belasan rangkaian gerbong kereta yang dipesan dari INKA. Hanya saja, menurutnya memang gerbong kereta pabrikan INKA harganya akan lebih mahal daripada kereta bekas yang diimpor.

"Kalau cost ini masih terlalu dini. Ini masih MOU. Nanti tahapan kita perdalam detailnya akan diberikan dari sisi KCI. Tapi perhitungan ini sesuai dengan arahan Presiden yang mau transportasi efisien dan ramah lingkungan," ungkap Didiek.

"Kalau harganya tentunya mahalan yang paling baru (daripada kereta bekas impor)," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Tiko menyatakan saat ini bukan harga beli gerbong keretanya yang penting. Namun kualitas dari keretanya yang jadi perhatian utama.

Kereta baru pabrikan dari INKA diharapkan memiliki kualitas lebih baik, umur pakai yang lebih lama, dan juga biaya perawatan yang lebih murah. Dengan begitu biaya yang dikeluarkan KAI akan lebih efisien dibandingkan bolak balik membeli kereta bekas impor.

ADVERTISEMENT

"Kita melihat ini total ownership bukan harganya, kan kereta dibeli sekali dipakai puluhan tahun. Nah makanya kualitas harus bagus, karena masa pakai dan maintenance akan lebih murah," ungkap Tiko.

"Jadi bukan masalah harga, kalau harga beli barang bekas jelas lebih murah tapi cost ke depannya ini yang akan dilihat," tambahnya.

Budi Noviantoro menambahkan sejauh ini KAI akan melakukan pembelian secara tunai untuk 16 rangkaian gerbong kereta yang dipesan.

"Skema sudah ada segala macam, terakhir memang beli putus. KAI akan pinjam ke perbankan kemudian beli putus," ungkap Budi.

Dia bilang sempat ada opsi leasing atau menyewa, hanya saja opsi tersebut dirasa akan sulit dilakukan. Khususnya bila bicara masalah kepemilikan aset.

"Beberapa skema sudah ada, ada leasing dan segala macam. Cuma kalau leasing nanti problem di ownership-nya. Kalau leasing aset segala macam malah repot maka diputuskan beli putus," jelas Budi.



Simak Video "Video: Kisah Masinis KRL, Pahlawan Antar-Jemput Jutaan Orang Tiap Hari"
[Gambas:Video 20detik]

(hal/zlf)

Hide Ads