Sri Mulyani Mau Ubah Postur APBN 2022, Waswas Inflasi Meroket

Sri Mulyani Mau Ubah Postur APBN 2022, Waswas Inflasi Meroket

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 12 Mei 2022 11:35 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI. Rapat itu membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi sinyal akan mengubah postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Hal itu sebagai upaya penyesuaian atau melihat perkembangan situasi yang terjadi saat ini.

Sri Mulyani mengatakan perombakan postur APBN 2022 akan dibahas dalam waktu dua bulan ke depan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

"Implikasinya nanti postur APBN-nya berubah. Dalam dua bulan ke depan, kita akan bicara dengan DPR lagi. Kita sudah bicara di sidang kabinet mengenai bagaimana postur 2022 ini akan bergerak, berubah," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendahara Negara itu mengatakan APBN terus adaptif dan fleksibel menghadapi berbagai tantangan yang terus berubah. Jika semula tantangan berasal dari pandemi COVID-19, saat ini muncul tantangan baru yaitu kondisi global seperti inflasi dan dampak geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

"Kalau tahun 2020-2021 ancaman masyarakat paling besar pandemi, sekarang tahun 2022 ancaman terbesar adalah inflasi, naiknya harga-harga. Jadi ini harus kita jaga, menggunakan beberapa instrumen APBN yang ada, termasuk di dalamnya subsidi," tutur Sri Mulyani.

Seperti diketahui, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020-2021 mayoritas digunakan untuk mengatasi pandemi baik untuk vaksinasi, terapeutik, maupun meningkatkan belanja bantuan sosial.

Pada 2022, belanja PEN akan tetap didominasi untuk bantuan sosial tetapi dalam bentuk bantalan subsidi untuk mengurangi guncangan dahsyat yang berasal dari luar.

Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN akan terus fleksibel untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi sekaligus melindungi masyarakat.

"Strategi akan terus kita akan kalibrasi sehingga ekonominya pulih itu tetap kita jaga momentumnya dan instrumennya kita akan fleksibel," tandas Sri Mulyani.

(aid/ara)

Hide Ads