Akibat Pandemi, Kawasan 'Khusus Dewasa' di Singapura Sepi Bak Kota Mati

Akibat Pandemi, Kawasan 'Khusus Dewasa' di Singapura Sepi Bak Kota Mati

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 13 Mei 2022 16:01 WIB
Geylang, Singapura
Foto: CNN
Jakarta -

Red Light District Singapura kini sepi bak kota mati. Pandemi COVID-19 telah membuat destinasi 'khusus dewasa' yang bernama Geylang itu kini hampir tak ada pengunjung.

Geylang merupakan sebuah area dengan luas 10 kilometer persegi yang terdapat lebih dari 100 rumah bordil. Di sana tempatnya pekerja seks hingga terdapat kios-kios yang menjajakan berbagai obat stimulan seperti pil kuat yang terbuat dari penis harimau hingga sisik trenggiling.

Penduduk Geylang, Cai Yinzhou menceritakan bagaimana sepinya kini lingkungan tersebut. Baik siang maupun malam hari, disebut hampir tidak ada orang yang berlalu lalang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada siang hari sulit untuk membedakan rumah mana yang merupakan rumah bordil. Lingkungan ini sangat sepi, dengan hampir tidak ada orang di jalanan. Pada malam hari tidak jauh berbeda," kata Cai dikutip dari Insider, Jumat (13/5/2022).

Selama pandemi COVID-19 tepatnya April 2020, Singapura memang memutuskan untuk menutup kehidupan malam tersebut dan hanya mengizinkan bisnis dibuka awal bulan lalu. Sementara rumah bordil, sampai saat ini belum diizinkan buka kembali.

ADVERTISEMENT

Di Singapura, rumah bordil ini memiliki izin dan diatur oleh pemerintah. Pekerjaan seks hanya legal jika dilakukan di dalam rumah bordil ini, yang menelan biaya setidaknya US$ 1 juta atau setara Rp 14,5 miliar (kurs Rp 14.500) untuk memulai.

Rumah bordil, yang terletak di jalan antara Lorong 4 dan Lorong 20 itu diatur oleh tiga lembaga pemerintah yakni Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri. Para tamu dapat memilih mau dilayani dengan pekerja seks mana yang sudah berbaris.




(aid/das)

Hide Ads