Uni Eropa
Sanksi yang diberikan Uni Eropa di antaranya memberlakukan larangan ekspor untuk champagne, mobil mewah, pakaian, produk elektronik dan perlengkapan olahraga mahal ke Rusia.
Kemudian, Uni Eropa juga melarang investasi dan bantuan untuk sektor energi Rusia dan impor baja jadi dari Rusia. Lembaga pemeringkat kredit juga dilarang mengevaluasi lembaga dan perusahaan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Uni Eropa baru-baru ini mengumumkan sanksi baru kepada Rusia. Sanksi baru tersebut adalah penghentian impor pasokan minyak mentah dari Rusia selama enam bulan.
"Kami akan menghentikan pasokan minyak mentah Rusia, dalam enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun ini," kata Leyen kepada Parlemen Eropa dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Reuters.
Sanksi ini juga akan menjadi larangan impor lengkap untuk semua minyak Rusia. Meskipun, keputusan ini juga akan menjadi tugas yang rumit bagi UE. Diketahui, negara-negara di kawasan UE juga bergantung pada beberapa sumber energi Rusia, termasuk minyak.
Inggris
Inggris melayangkan sanksi baru bulan ini untuk Rusia. Sanksi baru itu di antaranya pelarangan ekspor sejumlah barang dan menetapkan tarif impor.
Larangan ekspor dan ditetapkannya tarif impor dari Inggris diperkirakan akan membebankan ekonomi Rusia sebesar 1,7 miliar pound sterling atau setara Rp 24 triliun (kurs Rp 14.300).
Larangan ekspor akan menargetkan bahan kimia, plastik, karet dan mesin. Larangan ekspor tersebut akan membebankan ekonomi Rusia setidaknya mencapai 250 juta pound sterling.
Kementerian Perdagangan Internasional Inggris mengatakan tarif impor dan larangan ekspor dilakukan untuk menekan Rusia, khususnya mengurangi kekuatan negara itu untuk mendanai perang. Tentunya tujuannya untuk menghentikan semua upaya perang yang dilakukan Rusia.
"Kami bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk menggagalkan tujuan Putin di Ukraina dan merusak invasi legalnya, yang telah melihat tindakan barbar dilakukan terhadap rakyat Ukraina," kata Menteri Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan.
(eds/eds)