Sayuran Impor Marak di RI, Ada yang dari Rusia

Sayuran Impor Marak di RI, Ada yang dari Rusia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 19 Mei 2022 20:15 WIB
Bawang Bombai Impor dari Selandia Baru
Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom: Bawang Bombai Impor
Jakarta -

Lonjakan sayuran impor diungkap Badan Pusat statistik (BPS). Menurut data BPS, lonjakan sayuran impor paling banyak dari China.

Penelusuran detikcom di Pasar Induk Kramat, beberapa sayuran impor adalah bawang bombai dan bawang putih. Purbawa, salah satu pedagang Pasar Induk Kramat Jati mengatakan bawang bombai dan bawang putih merupakan produk yang kerap diimpor karena tidak dapat diproduksi maksimal di dalam negeri.

"Selain kualitasnya kurang, menanamnya pun sulit untuk bawang putih. Kalau bawang bombai memang tidak ada yang produksi lokal,"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Purbawa bawang putih diimpor dari China. Sedangkan bawang bombai diimpor dari Selandia Baru, Belanda, Tasmania (Australia), bahkan Rusia.

Mendukung pernyataan Purbawa tersebut, Dani, salah seorang pedagang di pasar tersebut mengatakan bahwa memang benar kalau bawang putih dan bawang bombai merupakan komoditas yang selalu diimpor dari luar.

ADVERTISEMENT

Sementara menurut pedagang lainnya, Dani, harga bawang bombai Rusia lebih murah dibanding bawang bombai lainnya.

"Rusia lebih murah dari yang lain. Itu karena kulitnya yang tipis," ujar Dani.

Pasokan bawang bombai Rusia masuk sebelum Lebaran, dan sekarang sudah kosong. Sedangkan sekarang yang masuk adalah Selandia Baru.

Tidak hanya bawang-bawangan, ada pula cabai merah kering impor.

"Cabai kering ini juga impor. Asalnya dari China," ujar Aya, salah seorang pedagang di pasar tersebut.

Kacang-kacangan impor di halaman selanjutnya. Langsung klik

Pedagang lainnya, Rifal kacang yang dijual di tokonya kebanyakan diimpor.

"Ada kacang hijau, kacang tulo, dan kacang tanah. Kalau kacang tanah ini pasti impor, jarang ada yang lokal," ujar Rifal kepada detikcom.

Rifal juga mengatakan ada beberapa kacang yang tersedia versi lokalnya seperti kacang hijau, namun ada juga yang memang tidak tersedia atau di produksi di dalam negeri sehingga harus impor.

"Kalau kacang hijau lokal biasanya dari Kalimantan, kalau impor asalnya dari Birma. Kalau kacang tolo kalau tidak salah dari Australia. Sedangkan kacang tanah itu dari India," ujar Rifal.

Mendukung pernyataan Rifal, Dani, salah seorang pedagang lainnya yang juga menjual kacang-kacangan mengatakan bahwa kacang tanah memang biasa diimpor dari India.

"Ada juga kacang tanah lokal dari Tuban yang versi lokal, tapi itu lebih mahal harganya dan ketersediannya juga kurang. Untuk kacang tulo juga selalu impor, versi lokalnya juga jarang ada," ujar Dani.

Dani juga menambahkan kalau tidak hanya kacang, bumbu dapur lainnya pun banyak sekali yang di impor, baik karena bumbu tersebut tidak tersedia versi lokalnya maupun hanya sebagai tambahan ragam bahan.

"Seperti ketumbar itu pasti impor, baik dari Maroko maupun India," ujar Dani


Hide Ads